
Pantau.com - Komite Kestabilan Sistem Keuangan (KKSK) memastikan perekonomian Indonesia terjaga ditengah perkembangan ekonomi global maupun ekonomi domestik pasca aksi 22 Mei.
"Menyikapi kondisi domestik pasca pengumuman pemilu yang menimbulkan berbagai suasana dalam negeri yang perlu kita tangani. Sikap dari KSSK sesuai mandat kita harus terus menjaga sektor keuangan yang strategis dan penting menjaga ekonomi Indonesia," ujar Ketua KSSK Sri Mulyani saat jumpa pers di kantornya, Kamis (23/5/2019).
Konferensi Pers KSSK biasa digelar pertiga bulan sekali dan baru saja digelar April lalu tiba-tiba digelar siang ini. Dalam kesempatan tersebut hadir pula anggota KSSK yakni Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Anggota Dewan Komisioner LPS Destry Damayanti.
Baca juga: Singgah di Houston, Jonan Komitmen Lanjutkan Operasi di Blok Corridor
"Kita berkumpul pada hari ini untuk berikan update kepada masyarakat dan dunia usaha, kami dari KSSK dengan melihat perkembangan global dan dalam negeri siap sedia untuk jaga terus sektor keuangan tanpa kompromi," ungkapnya.
Lebih lanjut dari perkembangan global yang perlu disikapi yakni dampak dari dari perundingan dagang AS dan China, dinamika yang terjadi di timur tengah, juga lihat data ekonomi AS.
"Statement dari The Fed terakhir yang sebetulnya cukup optimistik, dan juga inflasi yang bersfiat merupakan sementara," katanya.
Dengan antisipasi konsekuensi dari dinamika global ini, dari sisi perlambatan ekonomi global, dinilainya akan berdampak terhadap harga komoditas, baik itu yang berhubungan dengan situasi ekonomi antara AS dengan Iran berhubungan dengan minyak, juga berhubungan dengan tensi antara AS dengan Tiongkok.
"Yang kemungkinan akan memperlemah ekonomi global dan tentu akan berimbas pada komoditas lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Suara Pengusaha Pasca Pemilihan Presiden Rampung
Dari sisi domestik, kata dia seperti yang sudah disampaikan sisi ekonomi secara makro, pertumbuhan ekonomi kuartal I sudah disampaikan pihaknya terus menjaga agar momentum pertumbuhan tetap terjaga.
"Dari fiskal kami sudah sampaikan realisasi APBN. Dimana kami perlu melakukan peningkatan kewaspadaan dari pertumbuhan ekonomi kita sendiri, baik itu berasal dari konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor terutama terkait risiko pelemahan ekonomi global dan dari sisi belanja pemerintah," kayanya.
Sementara dari sisi belanja pihaknya menilai, rilis yang lalu justru mengalami perbaikan dalam kinerja belanja pemerintah yang kemudian menjadikan countercylical pada kuartal I lalu.
"Ini bisa menolong untuk dukung momentum pertumbuhan tetap terjaga," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni