
Pantau.com - Organisasi pegiat hak asasi manusia (HAM), Amnesty International, menyerukan adanya peningkatan tekanan dari masyarakat internasional kepada pemerintah Myanmar dan pihak-pihak lainnya untuk segera menangani masalah kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
Amnesty International dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Rabu menyebutkan bahwa operasi militer terbaru di Rakhine dijalankan kurang dari 18 bulan setelah pasukan keamanan Myanmar melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap penduduk Rohingya.
"Dengan berlangsungnya kekejaman dari militer Myanmar seperti sebelumnya, jelas tekanan internasional perlu lebih diintensifkan," ujar Nicholas Bequelin, Direktur Regional Amnesty International untuk wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.
Baca juga: Menengok Hukuman Mati di 20 Negara
Lebih dari 900 ribu pengungsi Rohingya masih tinggal di kamp-kamp pengungsian di negara tetangga Bangladesh, dan laporan terbaru Amnesty menunjukkan lebih banyak bukti bahwa wilyah tersebut tidak lagi aman bagi mereka untuk kembali.
Bukti baru itu menunjukkan desakan yang lebih besar bagi PBB untuk menindak berbagai kekejaman yang dilakukan oleh militer Myanmar di Rakhine, negara bagian Kachin dan Shan di Myanmar Utara.
Baca juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Masih Terombang-ambing di Lautan
rn- Penulis :
- Widji Ananta