
Pantau.com - Kementerian Keuangan mencatat total utang RI hingga akhir Juni 2018 mencapai Rp4.227,78 triliun. Jumlah tersebut meningkat 14,04 persen dibandingkan Juni 2017.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya berhati-hati terkait pembiayaan hutang pemerintah pusat. Hal tersebut menurutnya untuk menjaga ekonomi tetap stabil.
"Pembiayaan utang ini yang saya ingin sampaikan, kami berhati-hati. Kami bertanggung jawab hati-hati nggak berarti kita banting setir karena kita jaga ekonomi kita tetap stabil," ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Defisit Anggaran Semester 1-2018 0,75 Persen
Jumlah tersebut dinilai tetap terjaga di bawah 30 persen atau sebesar 29,79 persen. Berada dibawah batas 60 persen terhadap PDB yang mencapai Rp 14.193,59 triliun.
Dalam APBN Kita dipaparkan total utang pemerintah pusat Rp. 4.227,78 triliun terdiri dari Pinjaman Rp 785,13 triliun; dengan komposisi Pinjaman luar negeri Rp779,81 triliun, Bilateral Rp324,76 triliun, multilateral Rp409,89 triliun, Komersial Rp43,81 triliun, suppliers Rp1,34 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp5,33 triliun.
Kemudian Surat Berharga Negara sebesar Rp3.442,64 triliun dengan komposisi denominasi rupiah Rp2.419,67 triliun terdiri dari SUN Rp2.028,67, dan SBSN Rp391 triliun. Kemuddian yang berbentuk valas Rp1.022,97 triliun terdiri dari SUN Rp799,71 triliun dan SBSN Rp223,26 triliun.
- Penulis :
- Nani Suherni