
Pantau.com - Perusahaan modal asal jepang, SoftBank Group, menyatakan tidak akan berinvestasi dalam proyek Ibu Kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.
Padahal, pada awal 2020, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan SoftBank akan gelontorkan dana sebesar 100 miliar dollar AS.
Meski tidak akan menginvestasikan uangnya di IKN, SoftBank menyatakan tetap berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia.
"Kami tidak berinvestasi dalam proyek ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund," ujar SoftBank dalam sebuah pernyataan kepada Nikkei Asia, Jumat, 11 Maret 2022.
Pada tahun sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Saat itu, Ketua dan CEO SoftBank Masayoshi Son ditunjuk sebagai anggota komite pengarah untuk proyek tersebut, bersama dengan putra mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Pada Januari 2020, Son bertemu dengan Presiden Jokowi di Jakarta untuk membahas proyek-proyek potensial.
"Kota pintar baru, teknologi terbaru, kota bersih, dan banyak AI. Itu yang ingin saya dukung," katanya kepada wartawan setelah pertemuan. SoftBank belum mengatakan secara terbuka berapa banyak yang akan diinvestasikannya.
SoftBank adalah investor utama di Indonesia dengan saham di perusahaan seperti konglomerat internet GoTo dan Grab yang berbasis di Singapura, yang memiliki kehadiran besar di negara kepulauan.
Vision Fund keduanya baru-baru ini berinvestasi di Funding Societies yang berbasis di Singapura, yang mengoperasikan layanan pinjaman digital di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Bloomberg melaporkan sebelumnya pada hari Jumat bahwa Menteri Koordinator Investasi dan Kelautan Indonesia Luhut Panjaitan mengatakan bahwa Son tidak akan lagi menjadi investor dalam proyek Borneo.
- Penulis :
- Aries Setiawan