Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga di Tengah Tekanan Global

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga di Tengah Tekanan Global

Pantau.com -Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencatat sistem stabilitas keuangan Indonesia pada kuartal II 2018 dalam kondisi terkendali meski menghadapi tekanan. Hal ini diungkapkan dari hasil rapat KSSK yang digelar oleh empat kementerian/lembaga yakni Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

"Hasil pantauan dari keempat lembaga ini  menyatakan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga keuangan dan penjaminan simpanan selama triwulan II 2018 dan dneganmempertimbangkan hingga 20 Juli 2018, KSSK menyimpulkan bahwa Stabilisas sietem keuanga  triwulan 2 2018 tetap terjaga ditengah meningkatnya tekanan yang berasal dari global," ujar Sri Mulyani, Menteri Keuangan  dalam jumpa pers di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2018).

Baca juga: Kata Jokowi Soal Penghematan Devisa Melalui Mandatori Pemakaian Biodiesel

Ia menambahkan, stabilitas sistem keuangan dinilai masih dalam fundamentalnya. Persepsi pelaku pasar dinilainya juga positif terhadap perekonomian Indonesia.

"Hasil pantauan dari keempat lembaga ini  menyatakan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga keuangan dan penjaminan simpanan selama Triwulan II 2018 dan dneganmempertimbangkan hingga 20 Juli 2018, Kssk menyimpulkan bahwa Stabilisas sietem keuanga  triwulan 2 2018 tatp terjaga ditengah meningkatnya tekanan yang berasal dari global," paparnya.

Selain itu ia memaparkan fundamental ekonomi kuartal I tahun 2018 juga dinilai tetap kuat tercermin dari inflasi yang terjaga

Pihaknya memandang bahwa kondisi fundamental serta stabilisas perekonomian dan sistem keuangan masih terjaga dibuktikan tingkat Inflasi terjaga, likuiditas sistem keuangan yang mencukupi, cadangan devisa masih memadai.

"Tingkat defisit APBN yang tekendali, surplus keseimbang primer APBN sampai semester pertama, serta kinerja perbankan membaik,nsebagaiman tercermin dari pertimbuhan kredit dengan resiko kredit terkendali, serta permodalan likuiditas perbankan kuat," imbuhnya.

Untuk bidang fiskal imbuhnya, seperti yang sudaa disampaikan kinerja APBN untuk tahun 2018 hingga semester I dinilai sangat baik. Pendapatan negara dan hibah semseter I 2018 mencapai 44 persen dari target APBN 2018 lebih tinggi dari tahun lalu 41,5 persen.

Baca juga: 'Gerah' Hadapi Depresiasi Rupiah, Jokowi: Saya Tak Mau Bolak-balik Rapat

Perpajakan tumbuh 14 persen year on year dibandingkan semseter I tahun lalu. Realisasi belanja mencapai 42,5 persen dari target APBN, angkanya lebih tinggi dibanding belanja negara semester I 2017 41,9 persen.

"Kami terus akan memfokuskan akan belanja negara turut menjaga pertumbuhan ekonomi dan memperkuat pondasi ekonomi sampai dengan semester I 2018 defisit APBN adalah 0,74 p dari PDB angka ini jauh lebih rendah dari pada defisit tahun lalu Juni 1,29 terhadap PDB," imbuhnya. 

Dengan kinerja semester I menyimak perkembangan asumsi makro dan situasi sampai akhir tahun maka APBN 2018 defisit diperkirakan akan sebesar 2,12 persen.

"Defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit yang ada di UU APBN yaitu 2,19 persen dari PDB," ungkapnya.

Penulis :
Nani Suherni