
Pantau.com - Mata uang Turki, Lira, menyentuh level terendah sepanjang sejarah di posisi 7,24 lira per dolar AS. Lira diketahui telah terdepresiasi 45 persen sepanjang tahun ini.
Terkait hal tersebut, Researcher Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai depresiasi lira tidak berpengaruh langsung pada perekonomian RI.
"Untuk krisis Turki, itu tidak langsung kan kita tidak memiliki perdagangan yang besar dengan Turki, tetapi krisis turki ini memiliki arti ada potensi Krisis. Dibalik pelemahan lira ada potensi krisis, pertamanya akan berdampak kepada negara Eropa mungkin berdampak ke global," ujarnya saat dihubungi Pantau.com.
Baca juga: Lebih Independen, Ini Perbedaan Bank Sentral Turki dan Indonesia
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menambahkan, meski pengaruh terhadap perdagangan hanya satu persen namun pengaruh di pasar keuangan negara berkembang sangat terasa. Menurutnya, itu berbahaya sebab berdampak langsung terhadap kurs dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Dampaknya Aset emerging market agak dihindari. Investor global memborong dolar dan Treasury bond. US dolar index naik menjadi 96,4 Pengaruh langsungnya bukan lewat perdagangan karena porsi ekspor Indonesia ke turki dibawah 1 persen kecil sekali," katanya.
"Transmisinya lebih ke pasar keuangan dengan larinya modal asing dari negara berkembang. Itu yang lebih berbahaya karena mempengaruhi kurs rupiah dan IHSG secara langsung," imbuhnya.
Baca juga: Bagaimana Nasib 34.668 Debitur Perbankan yang Terdampak Gempa Lombok?
Seperti diketahui, tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, bergerak melemah sebesar 124 poin menjadi Rp14.610 dibanding sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (13/8), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.583 dibanding sebelumnya (10 Agustus 2018) di posisi Rp14.437 per dolar AS.
Sementara IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini ditutup melemah sebesar 3,55 persen ditutup melemah 215,92 poin atau 3,55 persen menjadi 5.861,24. Disebabkan beberapa sentimen negatif pasar global maupun domestik.
- Penulis :
- Nani Suherni