Pantau - Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono menyentil pernyataan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) perihal adanya mafia yang mempermainkan harga beras.
Menurutnya, pemerintah memiliki seluruh instrumen untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga, hal itu tidak bisa dijadikan alasan terkait kenaikan harga beras.
"Dengan naiknya harga beras di pasar, maka pemerintah harus turun tangan dengan menggerakan seluruh instrumen, termasuk aparat penegak hukum," tegas Ono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Ono turut menyoroti perihal tidak sinkronnya data yang dimiliki Perum Bulog dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, hal ini seperti menjadi penyakit yang tak kunjung usai.
"Lagi-lagi data yang tidak valid dan akurat menjadikan pemerintah terkaget-kaget dan merasa kecolongan," lanjut politisi PDIP tersebut.
Ono menjelaskan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mengalami kekurangan yang sangat besar, yaitu hanya 673.000 ton per Oktober 2022 atau 11,2 persen.
Maka dari itu, ia menilai, pernyataan Kementan terkait produksi beras yang surplus tahun ini hanya sekadar isapan jempol belaka.
"Di bawah pun petani teriak masalah pupuk subsidi yang sulit didapat yang pastinya juga menghambat produksi padi," pungkasnya.
Menurutnya, pemerintah memiliki seluruh instrumen untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga, hal itu tidak bisa dijadikan alasan terkait kenaikan harga beras.
"Dengan naiknya harga beras di pasar, maka pemerintah harus turun tangan dengan menggerakan seluruh instrumen, termasuk aparat penegak hukum," tegas Ono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Ono turut menyoroti perihal tidak sinkronnya data yang dimiliki Perum Bulog dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, hal ini seperti menjadi penyakit yang tak kunjung usai.
"Lagi-lagi data yang tidak valid dan akurat menjadikan pemerintah terkaget-kaget dan merasa kecolongan," lanjut politisi PDIP tersebut.
Ono menjelaskan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mengalami kekurangan yang sangat besar, yaitu hanya 673.000 ton per Oktober 2022 atau 11,2 persen.
Maka dari itu, ia menilai, pernyataan Kementan terkait produksi beras yang surplus tahun ini hanya sekadar isapan jempol belaka.
"Di bawah pun petani teriak masalah pupuk subsidi yang sulit didapat yang pastinya juga menghambat produksi padi," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
