
Pantau - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencopot Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) Dedi Sunardi. Pencopotan Dedi dilakukan buntut kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023).
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina yang digelar pada Rabu (8/3/2023). Dalam surat nomor SK-43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi Pertamina memutuskan pemberhentian dengan hormat Dedi Sunardi sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina.
Sebelumnya, Erick memang pernah menyinggung soal pencopotan direksi Pertamina pada Jumat (3/3/023) malam. Erick mengaku sudah menelepon direksi sejumlah BUMN, yakni direksi Pertamina, PLN, dan MIND ID untuk memperingatkan soal kejadian tersebut. Ia meminta pada seluruh BUMN yang mengelola aset vital nasional agar membentuk tim manajemen risiko bisnis.
Erick menekankan manajemen risiko bisnis tidak boleh hanya menyoroti soal keuangan tapi juga secara menyeluruh. Dia menyatakan sudah melakukan investigasi dan akan melihat perkembangannya apakah ada perbaikan dalam jangka menengah.
"Percuma copot-copot orang tapi tidak memberikan solusi, terlebih saya sudah pernah copot itu. Bagaimana konteksnya ini sekarang sistem terbaru," ucapnya.
Lebih lanjut, Erick mengaku sudah menekankan kepada seluruh jajaran BUMN sejak awal untuk memperhatikan tata zonasi objek aset vital nasional. Dia menilai, perlu ada penataan ulang batasan aset tersebut dengan permukiman agar insiden terbakarnya Terminal BBM Plumpang tidak terulang kembali.
Dengan keputusan tersebut, jabatan Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina akan dirangkaptugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono. Hal ini berlaku sampai dengan diangkatnya Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina yang definitif.
Dedi Sunardi menjabat Direktur Penunjang Bisnis Pertamina sejak 3 Mei 2021. Sebelumnya Dedi berkarier di perbankan menjabat Vice President PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI), selama 31 tahun sejak 1989.
Dedi lahir pada 1964 di Magetan, Jawa Tengah. Dia menuntaskan pendidikan Sarjana Ekonomi Perusahaan di Universitas Jayabaya Jakarta dan memperoleh gelar magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Berdasarkan LHKPN pada 2021, tercatat kekayaannya sebesar Rp 17 miliar.
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina yang digelar pada Rabu (8/3/2023). Dalam surat nomor SK-43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi Pertamina memutuskan pemberhentian dengan hormat Dedi Sunardi sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina.
Sebelumnya, Erick memang pernah menyinggung soal pencopotan direksi Pertamina pada Jumat (3/3/023) malam. Erick mengaku sudah menelepon direksi sejumlah BUMN, yakni direksi Pertamina, PLN, dan MIND ID untuk memperingatkan soal kejadian tersebut. Ia meminta pada seluruh BUMN yang mengelola aset vital nasional agar membentuk tim manajemen risiko bisnis.
Erick menekankan manajemen risiko bisnis tidak boleh hanya menyoroti soal keuangan tapi juga secara menyeluruh. Dia menyatakan sudah melakukan investigasi dan akan melihat perkembangannya apakah ada perbaikan dalam jangka menengah.
"Percuma copot-copot orang tapi tidak memberikan solusi, terlebih saya sudah pernah copot itu. Bagaimana konteksnya ini sekarang sistem terbaru," ucapnya.
Lebih lanjut, Erick mengaku sudah menekankan kepada seluruh jajaran BUMN sejak awal untuk memperhatikan tata zonasi objek aset vital nasional. Dia menilai, perlu ada penataan ulang batasan aset tersebut dengan permukiman agar insiden terbakarnya Terminal BBM Plumpang tidak terulang kembali.
Dengan keputusan tersebut, jabatan Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina akan dirangkaptugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono. Hal ini berlaku sampai dengan diangkatnya Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina yang definitif.
Dedi Sunardi menjabat Direktur Penunjang Bisnis Pertamina sejak 3 Mei 2021. Sebelumnya Dedi berkarier di perbankan menjabat Vice President PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI), selama 31 tahun sejak 1989.
Dedi lahir pada 1964 di Magetan, Jawa Tengah. Dia menuntaskan pendidikan Sarjana Ekonomi Perusahaan di Universitas Jayabaya Jakarta dan memperoleh gelar magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Berdasarkan LHKPN pada 2021, tercatat kekayaannya sebesar Rp 17 miliar.
- Penulis :
- Fadly Zikry