
Pantau.com - Pengamat ekonomi sekaligus Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan sebaiknya pemerintah tidak terlalu menanggapi kritik mengenai utang.
Ia menilai utang tidak selalu salah dan negatif sehingga Pemerintah sebaiknya tidak terbawa perasaan (baper) jika dikritik mengenai utang.
"Pemerintah baper terlalu banyak dikritik soal utang, padahal kalau dilihat utang tidak selalu salah tidak selalu negatif," ujarnya saat pemaparan dalam diskusi RAPBN 2019 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Baca juga: Stop Ribut! Kita Bantu Rupiah Menguat dengan 5 Cara Ini Yuk
Ia menambahkan, kalaupun ingin mengurangi lebih baik pemerintah fokus menghindari utang luar negeri. Sebab utang luar negeri dianggap cukup rawan terhadap neraca perekonomian.
"Pandangan saya utang yang harus dihindari terutama utang luar negeri, terbukti sangat rentan, karena dalam neraca kita didominasi utang luar negeri dan portofolio asing," ungkapnya.
Lebih lanjut menurutnya pengelolan belanja pemerintah sudah baik dengan memuat tagline adil dan sehat. Namun menurutnya tidak ada salahnya mendahulukan adil dalam pengelolaannya.
"Saya harap Pemerintah enggak baper terkait kritik tentang utang enggak usah baper enggak apa-apa itu kritik jadi jangan baper menurut saya," ungkapnya.
Baca juga: Kedelai Impor Belum Pengaruhi Harga Tempe di Pasaran
"Adil itu perlu, berati mempercepat pertumbuhan di beebagai daerah gak bisa kita tunda, saya setuju dengan pembangunan Papua, Kalimantan atau wilayah pelosok sana, pasti banyak kritik luar biasa 'ngapain bangun disana'," katanya.
Namun menurutnya, daerah-daerah tersebut juga berhak merasakan pembangunan negeri.
"Saya cenderung memilih adilnya dibanding sehatnya. Utang it's oke, kenapa harus menahan utangnya dan menekan defisit. Defisit kita itu 3 persen dan itu sehat kenapa enggak maksimal kan defisit untuk pembangunan yang lebih merata," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni