
Pantau.com - Ketika gejolak pasar berkembang mendorong mata uang Indonesia menuju ambang psikologis yang terlihat mirip dengan selama krisis keuangan Asia pada 1998, pembuat kebijakan mencoba segala hal mulai dari kenaikan suku bunga hingga impor pembatasan untuk menghentikan kekalahan rupiah.
Dikutip bloombreg, mata uang turun hampir 9 persen terhadap dolar tahun ini dan kekhawatiran penularan global berarti ada lebih banyak dampah yang akan datang.
Baca juga: Tak Hanya Mobil Sport, Ini Mobil Mewah yang Terdampak Pembatasan Impor
Lalu apakah kondisi ini sama dengan krisis tahun 1998? berikut gambaran bagaimana ekonomi Indonesia saat ini dibandingkan dengan tahun 1998:
1. Seberapa parah tingkat Rp15.000 per Dolar AS?
Mata uang melebihi batas itu pada Juni 1998 dan akan dihitung delapan hari pada atau di atasnya dalam tahun yang bergejolak. Dari 1999 hingga akhir bulan lalu, rupiah rata-rata sekitar Rp10.171 melawan greenback.
Sementara penurunan mata uang adalah salah satu yang terburuk di Asia tahun ini, depresiasi tidak mendekati penurunan 32 persen terhadap dolar pada tahun 1998 dan penurunan 21 persen pada tahun 2013 selama periode 'taper tantrum'.
Baca juga: Stop Ribut! Kita Bantu Rupiah Menguat dengan 5 Cara Ini Yuk
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada hari Rabu bahwa ia akan mengambil langkah-langkah "pre-emptive front-loaded" untuk memastikan stabilitas, menandakan kemungkinan kenaikan suku bunga kelima tahun ini.
Bank juga mengambil langkah untuk menjaga rupiah terhadap depresiasi yang tajam dan cepat dan akan memastikan kecukupan likuiditas di pasar, seorang pejabat senior mengatakan pada hari Kamis.
Rupiah naik 0,3 persen menjadi 14.894 terhadap dolar AS pagi ini.
- Penulis :
- Nani Suherni