billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wall Street Berpesta Pora Sambut Pengesahan RUU Plafon Utang AS

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Wall Street Berpesta Pora Sambut Pengesahan RUU Plafon Utang AS
Pantau - Investor di bursa saham Wall Street menyambut pengesahan Rancangan Undang-Undang (UU) plafon utang oleh Kongres AS dan rilis laporan pekerjaan dengan berpesta pora. Imbasnya, saham-saham di Wall Street membukukan keuntungan yang bagus pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (3/6/2023).

Lihat saja, Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 701,19 poin atau 2,12 persen, menjadi menetap di 33.762,76 poin. Begitu juga Indeks S&P 500 bertambah 61,35 poin atau 1,45 persen, menjadi berakhir di 4.282,37 poin. Nasib serupa dengan Indeks Komposit Nasdaq yang meningkat 139,78 poin atau 1,07 persen. menjadi ditutup pada 13.240,77 poin.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor material, industri dan energi memimpin kenaikan masing-masing 3,37 persen, 2,96 persen dan 2,96 persen. Sedangkan sektor jasa komunikasi mencatatkan pertumbuhan terkecil sebesar 0,1 persen.

Senat AS mengesahkan undang-undang pada Kamis (1/6/2023) malam yang menangguhkan plafon utang hingga 1 Januari 2025 sambil memberlakukan pengekangan pada pengeluaran Federal. Ini mengakhiri drama yang mempertaruhkan gagal bayar AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dan krisis keuangan.

Langkah itu, sekarang diserahkan ke meja Presiden AS Joe Biden untuk diteken alias ditandatangani. Biden dapat menandatangani RUU penangguhan plafon utang paling cepat pada Sabtu waktu setempat.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada Jumat (2/6/2023), Departemen Keuangan mengisyaratkan adanya cukup waktu untuk menghindari kehabisan uang tunai.

Pemerintah federal AS tidak akan kehabisan uang tunai dan dapat membayar tagihannya pada Senin (5/6/2023). Sekarang setelah drama plafon utang berakhir, fokus beralih kembali ke seberapa tangguh ekonomi dan akankah proses disinflasi berlanjut, kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

Saham AS naik pada Jumat (2/6/2023) karena pasar menyambut laporan pekerjaan yang kuat, yang membuat beberapa investor percaya resesi mungkin lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari yang diperkirakan memberi investor harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan ini.

Pasar juga menyambut positif Departemen Tenaga Kerja yang melaporkan pada Jumat (2/6/2023) bahwa ekonomi AS menambahkan 339.000 pekerjaan pada Mei, lebih baik dari ekspektasi pasar 190.000 dan tingkat revisi naik April sebesar 294.000.

Tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,7 persen pada Mei, meningkat dari 3,4 persen pada April. Sementara itu, pendapatan per jam rata-rata naik 0,3 persen pada Mei. Dalam basis tahunan, indikator inflasi utama tumbuh 4,3 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja.

Banyak investor sekarang mengantisipasi Federal Reserve mungkin menghentikan kenaikan suku bunga bulan ini, meskipun kenaikan pekerjaan lebih kuat dari perkiraan pada Mei, karena laporan pasar tenaga kerja juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen dan pertumbuhan pendapatan per jam sesuai dengan konsensus. perkiraan, kata Brian Vendig, presiden di MJP Wealth Advisors, dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch.

Federal Reserve harus terbuka untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada Juli jika memilih untuk menunda pengetatan kredit bulan ini, kata mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.

"Kami kembali berada dalam situasi di mana risiko ekonomi yang terlalu panas merupakan risiko utama yang perlu diperhatikan oleh Fed," imbuh Summers.
Penulis :
Ahmad Munjin