
Pantau - Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana meminta Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) untuk hadir membantu masyarakat adat Suku Baduy di Provinsi Banten.
Menurut Ananta, usaha pelaku UMKM masyarakat adat Baduy justru sangat baik. Sebab, produk yang dihasilkan mereka sangat berkualitas dan ramah lingkungan.
Meski demikian, lanjutnya, masyarakat adat Baduy masih kerap mengalami berbagai kendala karena merasa termarjinalkan oleh pemerintah.
"Tolong hadir di masyarakat-masyarakat yang termarjinalkan seperti masyarakat adat Baduy pak. Bantu mereka untuk bisa terus berkembang," kata Ananta di Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Legislator asal daerah pemilihan (Dapil) Banten itu menyampaikan, berdasarkan hasil kunjungan ke wilayah adat Suku Baduy terdapat kurang lebih 1000 pelaku UMKM.
Mereka memproduksi kerajinan tangan seperti kain tenun, tas jarog, koja, parang, tenun, madu, dan aksesoris lainnya. Semua kerajinan tersebut nantinya akan digunakan sebagai cendera mata kepada wisatawan.
Dalam kesempatan ini, Ananta meminta KemenkopUKM hadir membantu masyarakat adat Suku Baduy dalam mengembangkan usahanya dengan tidak menerapkan aturan-aturan yang menjadi persyaratan tertentu.
Lantaran untuk melakukan kegiatan usaha sendiri, Suku Baduy tetap berpegang pada norma-norma adat atau kearifan lokal.
“Itu artinya apa. Pola penanganan UMKM Suku Baduy harus bersifat khusus juga. Sehingga ada hal-hal bersifat prosedur normatif yang tidak bisa diterapkan di sana,” kata Ananta
Dengan bekal pengalaman mengadvokasi masyarakat yang dimiliki oleh Menteri Teten, ia meyakini, KemenkopUKM akan bisa mengatasi kendala-kendala normatif tersebut.
"KemenkopUKM pasti bisa mengatasinya. Karena, saya yakin Pak Teten yang jago advokasi masyarakat ini pasti tidak terkendala," tandasnya.
Menurut Ananta, usaha pelaku UMKM masyarakat adat Baduy justru sangat baik. Sebab, produk yang dihasilkan mereka sangat berkualitas dan ramah lingkungan.
Meski demikian, lanjutnya, masyarakat adat Baduy masih kerap mengalami berbagai kendala karena merasa termarjinalkan oleh pemerintah.
"Tolong hadir di masyarakat-masyarakat yang termarjinalkan seperti masyarakat adat Baduy pak. Bantu mereka untuk bisa terus berkembang," kata Ananta di Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Legislator asal daerah pemilihan (Dapil) Banten itu menyampaikan, berdasarkan hasil kunjungan ke wilayah adat Suku Baduy terdapat kurang lebih 1000 pelaku UMKM.
Mereka memproduksi kerajinan tangan seperti kain tenun, tas jarog, koja, parang, tenun, madu, dan aksesoris lainnya. Semua kerajinan tersebut nantinya akan digunakan sebagai cendera mata kepada wisatawan.
Dalam kesempatan ini, Ananta meminta KemenkopUKM hadir membantu masyarakat adat Suku Baduy dalam mengembangkan usahanya dengan tidak menerapkan aturan-aturan yang menjadi persyaratan tertentu.
Lantaran untuk melakukan kegiatan usaha sendiri, Suku Baduy tetap berpegang pada norma-norma adat atau kearifan lokal.
“Itu artinya apa. Pola penanganan UMKM Suku Baduy harus bersifat khusus juga. Sehingga ada hal-hal bersifat prosedur normatif yang tidak bisa diterapkan di sana,” kata Ananta
Dengan bekal pengalaman mengadvokasi masyarakat yang dimiliki oleh Menteri Teten, ia meyakini, KemenkopUKM akan bisa mengatasi kendala-kendala normatif tersebut.
"KemenkopUKM pasti bisa mengatasinya. Karena, saya yakin Pak Teten yang jago advokasi masyarakat ini pasti tidak terkendala," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas