
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto minta pemerintah tidak mengembangkan wacana untuk menaikan harga BBM bersubsidi karena hingga saat ini semua indikator kenaikan harga BBM dan gas melon 3 kilogram masih cukup aman.
"Dolar dan harga minyak mentah dunia juga relatif stabil sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga BBM dan gas bersubsidi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/8/2023).
Mulyanto menambahkan, penyerapan BBM bersubsidi tahun 2023 masih dalam batas aman dibandingkan dengan kuota yang ada. Apalagi, harga BBM dunia juga masih di bawah angka asumsi APBN dan fluktuasi dolar yang relatif stabil.
Ia menambahkan, hal ini juga terjadi pada permintaan gas melon 3 kilogram yang diperkirakan melebihi kuota hanya sebesar 0,28 juta metrik ton dari kuota tahun 2023 yang sebesar 8 juta metrik ton.
Bahkan, lanjutnya, APBN untuk subsidi gas melon ini dapat dihemat sebesar Rp 25 triliun karena harga gas LPG CP Aramco yang jauh di bawah angka asumsi APBN.
"Seharusnya pejabat yang bukan membidangi soal ini jangan sembarang bicara agar tidak memicu keresahan masyarakat," tegas politisi PKS tersebut.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan belum ada wacana kenaikan harga kenaikan BBM subsidi, baik itu Pertalite maupun Solar. Hal ini ia tegaskan saat menghadiri rapat bersama Komisi VII DPR RI pada hari ini, Kamis (31/8/2023).
Adapun saat ini, Pertalite masih dibanderol seharga Rp 10.000 per liter, sementara Solar seharga Rp 6.800 per liter. Kedua harga BBM tersebut belum berubah sejak awal September 2022.
- Penulis :
- Aditya Andreas