Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemarau Panjang Picu 201 Hektare Sawah di Tangerang Terancam Puso

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Kemarau Panjang Picu 201 Hektare Sawah di Tangerang Terancam Puso
Foto: Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika. (Antara/Azmi Samsul Maarif)

Pantau - Sekitar 201 hektare lahan sawah di wilayah Tangerang terancam mengalami puso alias gagal panen akibat kemarau panjang tahun ini. Demikian laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

"Yang terancam puso itu ada sekitar 201 hektar lahan sawah, posisi sawahnya itu kekeringan karena sudah tanpa air selama musim kemarau ini," kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika di Tangerang, Kamis (31/8/2023).

Dia mengatakan dari seluas 201 hektare lahan sawah yang terancam alami gagal panen tersebut berdasarkan data diperoleh dari lapangan dengan menunjukkan luas wilayah area pertanian berada di 12 kecamatan.

Adapun dari belasan area pertanian sawah itu diantaranya seperti di Cikupa, Sindang Jaya, Cisoka, Jambe, Tigaraksa, Jayanti, Kresek, Sukamulya, Gunung Kaler, Mekar Baru, Kronjo dan Panongan.

"Itu yang posisi tanamannya terancam. Dan area itu masih mengandalkan air dari irigasi, air hujan dan galian pasir," tuturnya.

Disebutkan dia pula, bila luasan 201 hektare lahan tersebut dapat terancam gagal memproduksi sebanyak 1.200 ton gabah. "Tapi dari ratusan lahan itu yang sudah dipastikan puso itu ada 15 hektare," katanya.

Kendati demikian, atas ancaman gagal panen itu telah berdampak terhadap nilai harga gabah di daerahnya. Yang mana, saat ini nilai gabah kering panen (GKP) Rp6.700  per/kg dan gabah kering giling (GKG) Rp7.000 per/kg dengan mengalami kenaikan rata-rata Rp500.

"Harga sebelumnya itu kan di sekitar Rp6.000 - Rp6.500. Kalau gabah kering giling Rp500 per kilogram. Ini diikuti dengan kenaikan beras medium Rp12.000-Rp14.000," ujarnya.

Ia menambahkan, langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah atas dampak itu adalah dengan menyiapkan bantuan 5 ton benih padi ciherang untuk didistribusikan ke para petani yang terdampak.

Kemudian, menyiapkan pompanisasi yang diserahkan kepada kelompok tani dengan jumlah pompa sebanyak 16 unit.

"Apabila ada petani yang ga ada sumber airnya, tapi ga ada alatnya, kita sudah koordinasi dengan provinsi untuk menambah bantuan," imbuh dia.

Penulis :
Ahmad Munjin