Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Cawe-Cawe Politik Jokowi dan Ketua MK Dituding Lemahkan Rupiah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Cawe-Cawe Politik Jokowi dan Ketua MK Dituding Lemahkan Rupiah
Foto: Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah. (Antara/Reno Esnir)

Pantau – Cawe-cawe politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman dituding jadi biang kerok pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mengapa?

Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (19/10/2023) pagi melemah sebesar 0,43 persen atau 68 poin menjadi Rp15.798 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.730 per dolar AS.

Tudingan itu datang dari Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS). Menurutnya, secara fundamental, kurs rupiah akan terus melemah. 

“Tahun politik mempercepat rupiah anjlok. Asing menarik uangnya. Mungkin melihat pemilu dan Pilpres tidak kondusif akibat cawe-cawe Jokowi dan Ketua MK demi keluarga,” kata Anthony di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Menurut dia, nasib kurs rupiah kini sangat tergantung intervensi dari Bank Indonesia (BI). “Apakah cukup kuat?” timpalnya mempertanyakan.

Sementara analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah lantran dolar AS rebound di tengah sentimen risk off pasar karena pernyataan hawkish alias promoneter ketat dari pejabat The Fed Christopher J Waller dan John Williams.

"Waller mengatakan The Fed walau tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan November 2023, namun bisa saja menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya. Sedangkan, Williams melihat suku bunga The Fed akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata dia seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Faktor lain dari pelemahan rupiah adalah sikap investor yang mengantisipasi pidato yang lebih hawkish dari Kepala The Fed Jerome Powell pada malam ini. Powell diperkirakan memberikan pernyataan yang lebih hawkish mengingat data ekonomi AS yang masih kuat dan inflasi yang tidak turun sesuai harapan.

Data penjualan ritel AS mengalami peningkatan 0,7 persen month to month (mtm) dengan ekspektasi 0,3 persen dan naik 3,8 persen year on year (yoy) dengan ekspektasi 1,5 persen.

"Melihat dari kondisi internal, investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diprediksi akan mempertahankan kebijakan tingkat suku bunga," ungkap Lukman.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Muhammad Rodhi