Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pasar Pantau Perang Timur Tengah, Rupiah masih Terancam Terkapar

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Pasar Pantau Perang Timur Tengah, Rupiah masih Terancam Terkapar
Foto: Petugas menunjukkan gepokan uang rupiah. (Antara/Reno Esnir)

Pantau - Rupiah ditengarai masih berpeluang terkapar berhadapan dengan dolar AS. Ini sehubungan sentimen terhadap aset berisiko yang terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi menguat sebesar 0,35 persen atau 55 poin menjadi Rp15.878 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.933 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, serangan darat Israel yang ditunda mungkin membantu menurunkan kekhawatiran pasar.

“Dolar AS terkoreksi terhadap major currency pada perdagangan kemarin dan indeks dolar berada di 105.60 pagi ini dari sebelumnya di atas 106," ujarnya seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Hal itu, sambung dia, seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sedikit menurun. “Yield obligasi tenor 10 tahun bergerak di sekitar 4,86 persen pagi ini, sebelumnya di sekitar 4,99 persen,” ujarnya.

Ia mengatakan, sentimen terhadap aset berisiko pada Selasa pagi ini terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah. Sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif, seperti Nikkei, Hangseng, dan Kospi.

"Rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS ke arah Rp15.950 dengan potensi penguatan di sekitar Rp15.900," kata Ariston.

Dalam beberapa hari ke depan, terdapat sejumlah rilis data ekonomi AS yang akan dirilis. Mulai dari rilis data indeks Purchasing Managers' Index (PMI) aktivitas manufaktur dan jasa AS pada malam ini.

Begitu juga dengan data Building Permits AS pada Rabu (25/10) malam, data Produk Domestik Bruto dan Initial Jobless Claim AS pada Kamis (26/10/) malam, serta data indikator inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS pada Jumat (27/10) malam.

"Kalau dari data belakangan ini, kelihatannya data ekonomi AS masih bagus," ungkapnya.

Penulis :
Ahmad Munjin