billboard mobile
HOME  ⁄  Ekonomi

Gerakan Boikot Produk Pro Israel Berdampak Negatif Terhadap Karyawan Kontrak

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Gerakan Boikot Produk Pro Israel Berdampak Negatif Terhadap Karyawan Kontrak
Foto: Gerakan Boikot Israel.

Pantau - Aksi boikot terhadap produk dan perusahaan yang dituduh berafiliasi dengan Israel mulai berdampak terhadap tenaga kerja di Indonesia.

Dalam satu pekan terakhir, kalangan pengusaha yang diwakili Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyerahkan data-data ke pemerintah terkait dampak aksi boikot Israel.

Seorang karyawan salah satu gerai makanan cepat saji bernama Jelita (bukan nama sebenarnya) mengaku, sudah dua bulan terakhir mencemaskan jadwal masuk yang dibuat manajernya.

Sebelum ramai wacana boikot di media sosial terhadap produk-produk yang diduga berafiliasi dengan Israel, Jelita sebagai karyawan kontrak, biasa masuk kerja 20 hari selama sebulan.

“Jadi (setelah ada gerakan boikot) cuma bisa masuk kerja 10 hari atau juga bisa tujuh hari, delapan hari, sesuai manajer yang buat jadwal dan melihat kondisi store-nya ramai atau tidak,” kata Jelita.

Ia mengaku dibayar berdasarkan hari bekerja. Artinya, selama pengurangan jam kerja di tengah aksi boikot, upahnya selama dua bulan terakhir bahkan kurang dari setengahnya ketimbang biasanya.

“Karyawan kontrak benar-benar kena dampaknya,” keluhnya.

Dalam beberapa kali pertemuan karyawan, lanjutnya, penjualan di gerainya juga dilaporkan turun sekitar 50 persen.

“Dari yang biasanya per hari weekday (Senin-Jumat) itu bisa Rp80-90 juta jadi cuma Rp40-50 jutaan saja,” tambah Jelita.

Sejauh ini, di tempatnya bekerja, belum ada karyawan kontrak yang mengundurkan diri. Tapi untuk menyiasati upah yang berkurang, mereka mencari kerjaan sampingan.

Jelita dan rekan-rekannya yang masih berstatus karyawan kontrak, berharap gelombang boikot ini segera berlalu.  

“Padahal kita 100 persen nggak ada sangkut pautnya sama yang lagi perang di Israel, karena perusahaan yang di sini 100 persen pemiliknya orang Indonesia,” kata Jelita.

Penulis :
Aditya Andreas

Terpopuler