Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

BUMI Kantongi Pendapatan 4,8 Miliar Dolar AS Selama 9 Bulan 2023

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

BUMI Kantongi Pendapatan 4,8 Miliar Dolar AS Selama 9 Bulan 2023
Foto: Corporate Secretary PT BUMI Resources Tbk, Dileep Srivastava (tengah). (Pantau/Humas Bumi Resources)

Pantau – Salah satu entitas Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melaporkan pendapatan secara konsolidasi sebesar 4,8 miliar dolar AS hingga September 2023. Angka itu turun 24 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan sebelumnya 6,3 miliar dolar AS tahun sebelumnya.

Dileep Srivastava, Corporate Secretary PT BUMI Resources Tbk mengungkapkan sejumlah penyebab penurunan tersebut. “Situasi kondisi geopolitik dan ekonomi global, harga batu bara yang menurun dan ketidakpastian pasar batu bara turut menjadi penentu dalam pendapatan BUMI,” kata Dileep dalam Ringkasan Laporan Keuangan perseroan yang diterima di Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Begitu juga dengan pembayaran royalti sebesar 32 persen termasuk pajak dan subsidi harga domestik. “Ini juga memberikan kontribusi besar berkurangnya pendapatan BUMI,” timpal dia.

Kondisi tersebut, sambung dia, diperburuk dengan naiknya harga bahan bakar dan meningkatnya stok persediaan. Belum lagi dengan tingginya angka produksi batubara di India dan Tiongkok, bahkan di dalam negeri. 

Hingga akhir September 2023, BUMI memproduksi batu bara sebesar 56,2 juta ton. Angka ini meningkat 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 53,7 juta ton.

Peningkatan produksi ini secara umum, lanjut Dileep, dapat dikaitkan dengan kondisi cuaca yang mendukung di area tambang. 

“Sedangkan penjualan BUMI meningkat 5 persen dari tahun lalu di tengah penurunan harga batu bara sebesar 28 persen menjadi 85,2 dolar AS per metrik ton dari 118,7 dolar AS per metrik ton tahun lalu,” ungkap Dileep.

Alhasil, BUMI telah mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sebesar 58,3 juta dolar AS.

“Prioritas utama BUMI saat ini adalah mengoptimalkan  biaya, menerapkan digitalisasi, mengupayakan bauran energi, menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar dan memastikan inventori yang rendah guna mengoptimalkan modal kerja,” imbuhnya.

Sementara soal prospek 2024, menurut Dileep, terlihat lebih baik. “(Ini) dengan asumsi harga batu bara yang meningkat, penurunan harga bahan bakar, produksi batu bara yang lebih tinggi, dan peningkatan kontribusi anak perusahaan,” pungkas Dileep.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin