Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Jelang Pemilu, Harga Beras Semakin Melambung di Tengah Guyuran Bansos

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Jelang Pemilu, Harga Beras Semakin Melambung di Tengah Guyuran Bansos
Foto: Ilustrasi pedagang beras.

Pantau - Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (KIBAR), Syaiful Bahari mengungkapkan, harga beras mengalami kenaikan menjelang Pemilu 2024.

Menurutnya, kenaikan harga beras disebabkan oleh ketidakseriusan pemerintah dalam menangani penurunan produksi beras di dalam negeri.

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Jumat, 9 Februari 2024, harga beras medium secara nasional mencapai rata-rata Rp 13.600 per kg.

"Kenaikan harga beras sejak tahun 2023 terjadi karena turunnya produksi beras dalam negeri, yang dipengaruhi oleh pengurangan anggaran subsidi pupuk sejak 2019, yang menyebabkan biaya produksi naik hingga 40 persen," jelas Syaiful pada Jumat (9/2/2024).

Pemotongan anggaran subsidi pupuk, lanjutnya, menyebabkan kenaikan harga gabah. Situasi ini semakin diperparah dengan adanya monopoli pembelian gabah oleh korporasi besar.

"Ini mengakibatkan banyak penggilingan padi kecil menengah gulung tikar, yang semuanya merupakan penyebab dari defisitnya cadangan beras nasional," tambahnya.

Pemerintah telah mencoba untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras dengan mengimpor beras sebanyak 3 juta ton pada tahun 2023, yang kemudian ditambah lagi 2 juta ton pada tahun 2024.

Namun, menurutnya, impor tersebut tidak akan mampu menutupi kesenjangan defisit beras, mengingat kebutuhan konsumsi beras nasional yang rata-rata mencapai 2,5 juta ton per bulan.

"Apalagi saat ini tidak ada negara penghasil beras seperti India, China, Vietnam, Thailand, dan Pakistan yang bersedia untuk membuka ekspornya secara besar-besaran," ujarnya.

Syaiful juga mengecam pembagian bantuan sosial (bansos) beras yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, dengan keterbatasan stok beras di Bulog dan kesulitan dalam impor beras dari luar negeri, pemerintah justru lebih memprioritaskan penggunaan beras yang ada untuk bansos.

"Padahal, hal ini tidak berkaitan dengan upaya penurunan harga beras," tandasnya.

Penulis :
Aditya Andreas