
Pantau - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Sarmuji, mengidentifikasi kelangkaan beras sebagai dampak dari fenomena El Nino yang tengah terjadi.
Menurut Sarmuji, jika El Nino menjadi penyebab kelangkaan beras, maka situasinya akan semakin rumit. Dampaknya akan memengaruhi masa tanam dan masa panen, yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi beras.
Namun, jika produksi beras terbukti kurang, solusi satu-satunya adalah dengan mengimpor beras. Meski begitu, Sarmuji mengingatkan pentingnya untuk tidak merugikan petani lokal.
"Kita tidak bisa membiarkan masyarakat mengalami kekurangan beras, yang merupakan bahan pokok utama. Namun, impor harus diatur dengan baik, tidak pada saat musim panen agar tidak merugikan petani," ujarnya di Jakarta, Selasa, (20/2/2024).
Sarmuji juga menyoroti pentingnya fleksibilitas pemerintah dalam menyesuaikan harga beras di pasaran.
Ia mengingatkan, patokan harga yang tinggi dapat membuat petani menahan produksi mereka, sehingga akan menyebabkan penimbunan dan kenaikan harga.
"Situasi semacam ini dapat menyebabkan penimbunan beras karena ketidakjelasan harga, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan harga karena kelangkaan stok beras," katanya.
Di sisi lain, Sarmuji menegaskan perlunya tindakan sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi untuk memastikan pasar-pasar terpenuhi dengan produk pangan.
"Dengan demikian, operasi pasar yang memantau ketersediaan pangan di setiap pasar harus dilakukan setiap pekan atau bulan. Ini akan membantu mengatasi kelangkaan pangan dengan efektif," tambahnya.
Berdasarkan data Bulog, realisasi impor beras tahun 2024 untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga stabilitas harga telah mencapai 507.000 ton.
Bulog mengakui bahwa saat ini mereka tidak dapat menyerap beras lokal karena harga gabah sudah melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Bulog diberi tugas untuk mengimpor 2,5 juta ton beras pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, 500.000 ton merupakan penugasan lanjutan dari tahun 2023, sementara sisanya sebanyak 2 juta ton merupakan penugasan impor khusus untuk tahun 2024.
- Penulis :
- Aditya Andreas