Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS Jadi Tekanan Negatif bagi Rupiah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS Jadi Tekanan Negatif bagi Rupiah
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Rivan Awal Lingga)

Pantau – Sentimen dari naiknya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) menjadi tekanan negatif bagi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (9/8/2024) sehingga diperkirakan melaju turun.

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka longsor 44 poin atau 0,28 persen menjadi Rp15.938 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.894 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound dan imbal hasil obligasi AS yang naik setelah data klaim pengangguran AS yang lebih kuat dari perkiraan," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Baca juga: Rupiah Berlabuh Ceria Respons Inflasi Domestik Melunak

Ia menuturkan imbal hasil obligasi naik dari 3,89 persen ke 4,01 persen sebelum menurun ke 3,98 persen persen saat ini. Klaim pengangguran AS tercatat sebesar 233 ribu, lebih rendah dari perkiraan sebesar 240 ribu. 

Investor menantikan data penjualan ritel Indonesia siang ini. Lukman memperkirakan penjualan ritel akan turun -1,7 persen. 

Ia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp15.850 per dolar AS sampai dengan Rp16.000 per dolar AS.

Baca juga: Optimisme Investor pada Stabilitas Bangkitkan Rupiah

Penulis :
Ahmad Munjin