
Pantau – Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diminta memprioritaskan alokasi program makan bergizi gratis untuk daerah-daerah dengan tingkat kemiskanan dan stunting yang tinggi.
“Terkait dengan produktivitas dari program makan bergizi di Indonesia, pemerintah perlu memastikan bahwa di tahap awal di tahun depan perlu diprioritaskan daerah-daerah dengan kantong kemiskinan yang tinggi dan dengan kondisi tingkat stunting yang tinggi di seluruh Indonesia,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Pantau.com di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Hal itu, menurut Josua, mempertimbangkan alokasi anggaran untuk program makan bergizi dalam RAPBN 2025 diperkirakan berkisar Rp71 triliun.
“Produktivitas dari program makan bergizi ini akan berdampak pada produktivitas APBN ke depannya sehingga diharapkan berimplikasi positif pada pertumbuhan yang berkualitas dengan kebijakan APBN yang prudent,” ujarnya.
Baca juga: Heru Budi Bakal Uji Coba Makan Bergizi Gratis usai Perayaan HUT RI
Program makan bergizi gratis yang merupakan salah satu program prioritas Presiden terpilih Prabowo diperkirakan dia berpotensi memiliki signifikasi ekonomi yang penting dan urgent dalam kaitannya dengan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia Emas 2045.
“Dengan program makan bergizi ini diharapkan akan dapat mendorong peningkatan kualitas SDM mempertimbangkan dengan nutrisi makanan yang baik sejak usia dini berimplikasi pada peningkatan perkembangan kognitif dan fisik anak,” ungkap dia.
Peningkatan kualitas SDM yang baik dinyatakan sebagai fondasi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di masa depan. “Investasi pada nutrisi adalah investasi jangka panjang yang memiliki dampak signifikan terhadap pendidikan, kesehatan, dan kapasitas inovasi,” ucapnya.
Program peningkatan SDM melalui program makan bergizi ini juga, kata dia, berpotensi mendorong permintaan produk-produk makanan sehat, yang otomatis mendorong sektor pertanian, produksi pangan, dan distribusi.
Baca juga: Kepala Ekonom Ungkap Urgensi Program Makan Bergizi Gratis demi Genjot Investasi
Kegiatan produksi dari pelaku usaha UMKM dan korporasi yang bergerak di bidang makanan dan minuman selaku produsen atau supplier juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan permintaan pangan bergizi diharapkan dapat mendukung penciptaan lapangan kerja baru, dan memacu pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.
“Oleh sebab itu, peningkatan kualitas kesehatan dan produktivitas SDM di masa depan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” papar dia.
Lebih jauh ia menyoroti program makan bergizi gratis yang telah diterapkan di berbagai negara dengan tujuan untuk meningkatkan nutrisi anak-anak usia produktif, dan mendukung pendidikan. “Evaluasi dan tingkat keberhasilan program ini bervariasi tergantung pada desain, dan implementasinya,” tuturnya.
Baca juga: Gibran Sebut Menu Makan Bergizi Gratis Bisa Diganti Asal Nutrisi Terpenuhi
Josua mencontohkan program makan gratis di India, Brazil, dan Jepang yang berhasil mendorong peningkatan gizi anak sekolah dan mendukung petani lokal melalui pembelian bahan pangan lokal. Meskipun demikian, ia tak menampik adanya kekurangan seperti aspek kualitas pangan.
Dalam pelaksanaannya, Josua menekankan perlunya penyesuaian dengan kondisi daerah dan wilayah target program makan bergizi gratis. “Daerah yang memiliki rantai pasokan dan infrastruktur yang baik, pelaksanaannya bisa dilakukan dengan melibatkan UMKM lokal sehingga akan memberikan dampak kesejahteraan,” papar dia.
Sementara bagi daerah dengan kualitas infrastruktur dan rantai pasok yang belum memenuhi standar, sambung dia, sentralisasi dapur akan memberikan dampak yang maksimal.
“Yang perlu digarisbawahi adalah pemerintah perlu mengoptimalkan penggunaan kandungan domestik dari seluruh komponen dan produk makanan bergizi sehingga memiliki efek berganda pada perekonomian domestik,” imbuhnya.
Baca juga: Anak Buah Jokowi Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Masuk Postur APBN 2025
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin