Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Arutmin Luncurkan Aplikasi SILANGKA untuk Identitifikasi Satwa Langka

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Arutmin Luncurkan Aplikasi SILANGKA untuk Identitifikasi Satwa Langka
Foto: PT Arutmin Indonesia (Arutmin), salah satu unit usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mluncurkan Aplikasi SILANGKA (Sistem Informasi Laporan Hewan Langka). (Humas Arutmin)

Pantau - Salah satu unit usaha penghasil batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Arutmin Indonesia (Arutmin) meluncurkan aplikasi SILANGKA alias Sistem Informasi Laporan Hewan Langka.

Peluncuran bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 2024 beberapa waktu lalu, sekaligus sosialisasi kepada pemangku kepentingan di Dugan Camp.

Aplikasi berbasis android ini berfungsi untuk meningkatkan partisipasi dan memudahkan masyarakat mengidentifikasi keberadaan hewan langka di sekitar mereka.

Dalam sosialisasi ini peserta yang terdiri dari kelompok konservasi, pelajar, aparat desa, LSM, dan pegiat sosial media diberikan pemahaman tentang bagaimana mengunduh dan menggunakan aplikasi SILANGKA.

Diharapkan mereka bisa menyebarkan aplikasi ini kepada orang-orang di sekitar mereka agar lebih banyak lagi masyarakat yang dapat memanfaatkan aplikasi untuk kelestarian satwa langka.

Baca juga: Lewat Budidaya Serai Wangi, Anak Usaha BUMI Berdayakan Masyarakat

“Peluncuran aplikasi SILANGKA ini adalah langkah inovatif di era digital, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat akan kelestarian lingkungan khususnya satwa langka di sekitar mereka,” sebut Ahmad Juaeni,  Senakin Mine & NPLCT Manager dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Lebih jauh, ia menegaskan, sejak awal Arutmin memiliki komitmen besar terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. 

“Kerjasama dilakukan dengan banyak pihak agar program ini bisa berjalan lancar, efektif dan berhasil dengan baik,” tuturnya.

Pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan Arutmin di area Tambang Senakin yang terletak di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Di lokasi ini, ditemukan beberapa jenis satwa langka yang dilindungi di area sekitar Tambang Senakin.

Beberapa satwa, bahkan merupakan endemik, seperti Lutung Dahi Putih (presbytis prontata), jenis monyet pemakan daun endemik Kalimantan.

Ciri khas satwa ini hitam diseluruh tubuh dan warna putih di bagian dahi. Lutung Dahi Putih tidak seperti Bekantan yang masih dapat dijumpai dimana-mana disekitar Provinsi Kalimantan Selatan, satwa tersebut tergolong satwa yang pemalu hingga sulit untuk dijumpai.

Baca juga: Selamatkan Terumbu Karang, Upaya Arutmin Lestarikan Lingkungan

Lutung Dahi Putih terdaftar dalam status VU (Vulnerable) atau rentan karena penurunan populasi yang diduga lebih dari 30% selama 30 tahun terakhir karena eksploitasi berlebihan dan perusakan habitat serta degradasi adanya perluasan perkebunan kelapa sawit ataupun ancaman lainnya.

Arutmin berkolaborasi dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan khususnya dalam pengawasan Cagar Alam Teluk Kelumpang. Begitu juga dalam pelaksanaan beberapa program untuk pelestarian lutung dahi putih.

Perseroan mengadakan Seminar Nasional Primata yang menghadirkan pembicara tingkat nasional, memberikan pengenalan kepada pelajar mengenai pelestarian satwa langka, pembentukan & pelibatan kelompok pelestari lingkungan dan LSM, menanam pohon yang disukai lutung dahi putih seperti buah terap, rambutan, kapok randu, beringin, dan lamtoro agar area reklamasi dapat menjadi habitat yang cocok bagi lutung dahi putih.

Untuk memperbanyak literatur dan pemahaman tentang lutung dahi putih, maka diadakan kerjasama penelitian bersama perguruan tinggi. Diharapkan karakteristik satwa langka bisa dipelajari untuk membuat beberapa program yang sesuai dalam pelestariannya.

Fotografer nasional spesialis alam liar, Riza Marlon, juga berkesempatan mengabadikan keberadaan lutung dahi putih setelah melakukan pengamatan selama beberapa hari.

Baca juga: Anak Usaha BUMI, Arutmin Sabet 2 Rekor MURI, Pelopori Kampanye Kesehatan dan Olahraga

Penulis :
Ahmad Munjin