Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Tambahan Pasokan Listrik: Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Digitalisasi Indonesia

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Tambahan Pasokan Listrik: Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Digitalisasi Indonesia
Foto: RI perlu tambahan pasokan listrik dukung target pertumbuhan ekonomi

Pantau - Indonesia menghadapi kebutuhan mendesak untuk menambah pasokan listrik guna mendukung target pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital. Seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 dan meningkatnya konsumsi energi, terutama dari sektor digital dan penggunaan mobil listrik, kebutuhan ini semakin jelas terlihat.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, menekankan bahwa anggapan adanya oversupply listrik tidak relevan dengan tren saat ini."Pertumbuhan ekonomi digital dan tren mobil listrik secara signifikan meningkatkan permintaan terhadap listrik," ujar Telisa. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya langkah-langkah strategis dalam memperkuat pembangkit listrik di seluruh negeri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Dirjen Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu menambahkan, kebutuhan pasokan listrik kian meningkat seiring dengan target pemerintah yang ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun."Kondisi kelistrikan saat ini tidak dapat disebut oversupply. Permintaan listrik terus tumbuh dengan cepat," kata Jisman. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024, menurutnya, harus mencakup kebutuhan peningkatan pasokan tersebut.

Dengan sektor industri yang mulai beroperasi normal pascapandemi, permintaan listrik dalam beberapa bulan terakhir melonjak tajam. Ini mencerminkan dampak positif dari pemulihan ekonomi, sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menjamin pasokan listrik yang memadai hingga beberapa tahun mendatang.

Baca Juga:
Jerman Dukung Kerja Sama Indonesia dalam Ekonomi Hijau dan Digitalisasi
 

Peningkatan Konsumsi Listrik untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam kesempatan sebelumnya, menyampaikan rencana pemerintah untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita hingga 6.500 kilowatt per hour (kWh). Angka ini dianggap krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen per tahun, terutama di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Saat ini, konsumsi listrik per kapita di Indonesia berkisar antara 4.000 hingga 5.000 kWh, yang menurut Bahlil hanya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Untuk mencapai target ekonomi yang lebih ambisius, diperlukan dorongan konsumsi listrik yang lebih besar.

Dewan Energi Nasional (DEN) juga telah meninjau data konsumsi listrik dan menemukan bahwa dengan target konsumsi sebesar 5.500 kWh per kapita, pertumbuhan ekonomi hanya dapat mencapai 6 persen. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan konsumsi listrik hingga setidaknya 6.000 kWh per kapita demi mencapai target 8 persen.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, yang fokus pada peningkatan infrastruktur energi sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penulis :
Ahmad Ryansyah