
Pantau.com - Pernah nggak sih ngerasa miris melihat sawah, ladang, atau kolam-kolam ikan (empang) yang dialihfungsikan menjadi bangunan atau perumahan?.
Itu biasanya terjadi karena semakin banyak anggapan masyarakat kalau perkebunan atau empang itu tidak bisa menghasilkan banyak uang, atau mementingkan lingkungan akan bertolak belakang bagi penghasilan suatu wilayah atau daerah.
Padahal, enggak juga loh!. Seperti pengakuan dan pengalaman Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang berhasil mendobrak anggapan pendapatan daerahnya yang bakal menurun saat ia mementingkan dan mengutamakan lingkungan.
Baca juga: Ekonomi Indonesia di Mata Calon Presiden RI
1. Katakan 'Tidak' Pada Banjir
Mungkin DKI Jakarta dikenal sebagai daerah langganan banjir. Eits Ibukota Jawa Timur Surabaya juga langganan loh. Kata Risma, ini karena letak geografis Surabaya yang berada dipinggir pulau Jawa, jadi aliran berbagai sungai akan bermuara ke laut melalui Surabaya. So, kalau kota pahlawan itu tidak benar mengurus lingkungan habislah sudah jadi langganan banjir.
Selain karena curah hujan tinggi, Risma juga tahun lalu di kotanya baru membangun Kebun Raya Mangrove yang ternyata ampuh banget tangkal banjir rob atau banjir karena naiknya air laut.
Baca juga: Buruan Borong Produk Lokal di Festival Belanja Online, Cek Tanggalnya!
"Kemaren saya ulang tahun saya nggak minta hadiah, saya cuma minta ucapan dan laporan warga daerah mana saja yang udah nggak banjir," ungkap Risma dengan muka berseri saat membagi kisahnya dalam peluncuran Gerakan Jaga Bhumi 2019 di Hutan Kota, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2018).
Tentu saja jadi peningkatan, karena delapan tahun pertama kalinya dia menjadi walikota setengah atau 50 persen wilayah Surabaya langganan banjir, kini hanya 10 hingga 30 persen saja.
Karena itu pula, anggaran daerah Surabaya yang biasanya boros karena harus adanya perbaikan. Kini penghasilan Surabaya dari semula Rp900 miliar kini menjadi Rp50,2 triliun.
- Penulis :
- Nani Suherni