billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sejumlah Saham Ini Diramal Tak Bikin Kamu ‘Dag-dig-dug’ di 2025

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Sejumlah Saham Ini Diramal Tak Bikin Kamu ‘Dag-dig-dug’ di 2025
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Pantau/Senaru)

Pantau Di tengah pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen, banyak sektor saham yang ditengarai bakal mengalami tekanan negatif di 2025. 

Namun, sejumlah saham dari beberapa industri diperkirakan tidak membuat kamu dag-dig-dug sehingga bisa tidur nyenyak karena cenderung defensif alias tahan banting.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2025 diramalkan menguat mencapai target base 7.820 dan bear 6.850. 

“(Arah IHSG) pada 2025, tergantung pada kebijakan ekonomi global dan lokal,” kata analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis di Jakarta, baru-baru ini seraya tetap optimistis.

Baca juga: Penurunan IHSG Bikin Saham-Saham Bank-Energi Layak Dikoleksi 2025

Pelantikan Donald Trump di Amerika Serikat, lanjut dia, akan membawa dinamika baru di bursa saham, terutama terkait kebijakan tarif dan insentif. 

“Jika pemerintah Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan daya beli masyarakat, IHSG bisa pulih ke level optimis 7.600-7.800 pada akhir tahun (2025),” ujar Abdul.

Lantas, saham-saham apa saja yang masuk kategori defensif alias tahan banting di tengah sentimen kenaikan PPN menjadi 12 persen?

Saham Konsumer Non-Siklikal

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengungkapkan, saham-saham yang tahan banting dari pengaruh kenaikan PPN, salah satunya adalah sektor konsumer non-siklikal.

Baca juga: Digandrungi Manajer Investasi, Pelemahan Overdosis Saham BBRI Jadi Peluang Cuan

Itu terutama perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok. Ia pun menyebut saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang pergerakan harganya cenderung stabil.

"Produk mereka, yang dianggap esensial, tetap diminati meski harga naik. Saham-saham di sektor ini menawarkan daya tahan yang menarik bagi investor," kata Hendra di Jakarta, baru-baru ini.

Saham Kesehatan dan Energi Terbarukan

Dua sektor lainya yang juga tahan banting atas kenaikan PPN adalah emiten-emiten di sektor kesehatan. Ia menyebutkan saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Alasan Hendra adalah emiten-emiten itu melayani kebutuhan kesehatan yang terus meningkat.

Baca juga: Punya Saham GOTO? Ini Target Harganya untuk Jangka Pendek dan Panjang

“Saham pada sektor energi terbarukan alias EBT juga turut mengecap manis situasi ini,” sambung dia.

Sayangnya, Hendra tak menyebutkan spesifik saham apa di sektor EBT yang paling layak dipertimbangkan dalam mendulang cuan di bursa saham.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin