
Pantau – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua bulan terakhir ditengarai kurang memuaskan. Namun, kondisi itu justru membuat sejumlah saham di sektor perbankan, energi, dan konsumer menjadi atraktif dikoleksi untuk 2025. Saham apa saja?
Sejak awal tahun, IHSG turun 2,85 persen. Sedangkan pekan lalu, indeks saham domestik melemah 1,29 persen. Bursa masih menyisakan hari terakhir, yakni Jumat (27/12/2024) setelah libur Natal dan cuti bersama, 25-26 Desember 2024. Sedangkan pekan depan masih ada dua hari perdagangan di akhir 2024.
Pengamat dan praktisi pasar modal Sem Susilo mengatakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) November-Desember tahun ini tidak sesuai harapan. “BEI dominan tertekan, tetaplah berpikir positif, hanya panen raya yang tertunda, ini peluang,” katanya saat dihubungi Pantau.com dari Jakarta, Kamis (26/12/2024).
IHSG Turun Maraton 2 Bulan Terakhir
Penurunan IHSG secara maraton dua bulan terakhir, sambung dia, menjadikan banyak sekali saham sehat yang terdistribusi ke harga dasar. “Ini peluang untuk kita centong ulang,” ujarnya.
Baca juga: Inikah Biang Kerok Longsornya Saham Trio Bank: BBRI, BBCA dan BMRI?
Sementara sektor perbankan, yang menjadi barometer, menurutnya, bakal menghadapi tantangan likuiditas pada 2025. “Tapi, tidak perlu khawatir berlebihan. Selalu ada solusi, lagi pula banking sudah sangat murah,” timpal Sem.
Taksiran Tutup Tahun 2024
Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana meneropong IHSG berada di kisaran 7.150-7.280 hingga akhir 2024. Tekanan utama berasal dari kebijakan kenaikan PPN dan lemahnya konsumsi masyarakat.
“Sektor perbankan yang mampu menahan IHSG hingga akhir tahun hanya BBCA. Sektor energi juga bisa membantu, karena sudah naik dari awal 2024,” tuturnya.
Peluang Cuan di 2025 Terbuka
Meskipun tahun ini penuh tantangan, menurut dia, peluang pasar saham Indonesia untuk bangkit di 2025 tetap terbuka.
Baca juga: Saham Lo Kheng Hong Ini Janjikan Cuan 94,5 Persen, Begini Skenario Investasinya
Dengan sinergi antara pemerintah, OJK, dan pelaku pasar dalam menciptakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan, menjaga stabilitas ekonomi, serta memulihkan kepercayaan pasar, IHSG berpotensi mencatat kinerja yang lebih baik.
Selain itu, langkah strategis pemerintah, seperti menjaga stabilitas rupiah, memberikan insentif pajak, dan memperluas edukasi pasar modal kepada masyarakat, juga perlu dioptimalkan.
“Jika hal ini terwujud, IHSG dapat kembali menjadi salah satu indeks terbaik di kawasan ASEAN. Sehingga, bisa memberikan peluang besar bagi investor untuk menikmati momentum pertumbuhan jangka panjang,” ungkapnya.
7.500 Jadi Target IHSG di Tahun Ular Kayu
Target IHSG di tahun 2025 yang notabene bersio ular kayu, dilihat Hendra dapat bertengger di kisaran 7.500.
Baca juga: Berisi Saham BBCA hingga BBRI, Analis Rekomendasikan Beli Reksa Dana Ini
Sejumlah sentimen positif, seperti stabilitas kebijakan moneter, stimulus fiskal, dan perbaikan tata kelola pasar, diharapkan mampu menarik kembali minat investor.
Saham-Saham Pilihan Bekal 2025
Sektor-sektor potensial yang bisa menjadi motor penggerak IHSG hingga tahun 2025 antara lain adalah:
Sektor Perbankan:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Sektor Energi:
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Sektor Konsumer Defensif:
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
“Investor disarankan menerapkan strategi buy on weakness pada saham-saham unggulan tersebut sambil mempertahankan alokasi dana di instrumen aman, seperti obligasi pemerintah,” imbuhnya.
Baca juga: Masa Depan Bisnis dan Valuasi Bikin Saham ADRO Janjikan Cuan 61,8 Persen
- Penulis :
- Ahmad Munjin