HOME  ⁄  Ekonomi

Ekspektasi Fed Bersikap ‘Dovish’ Benamkan IHSG

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ekspektasi Fed Bersikap ‘Dovish’ Benamkan IHSG
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Antara/Sigid Kurniawan)

Pantau - Pelaku pasar saham berekspektasi, bank sentral AS, The Fed, akan bersikap dovish ke depan. Hal itu menjadi tekanan negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan.

Lihat saja, IHSG Senin (13/1/2025) ditutup melemah tajam 71,99 poin atau 1,02 persen ke posisi 7.016,88. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 9,46 poin atau 1,15 persen ke posisi 810,97.

IHSG dan bursa Asia bergerak melemah karena pasar bereaksi menyusul laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, yang menggarisbawahi ketahanan pasar tenaga kerja AS dan mendukung sikap hati-hati The Fed terhadap pemotongan suku bunga.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan hal itu dalam kajiannya di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Baca juga: IHSG Tutup Pekan Ini Melawan Arus Pelemahan Bursa Kawasan

Pelaku pasar saat ini mengantisipasi, bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan, atau tidak berubah dalam pertemuan mendatang pada Januari dan Maret 2025.

Berdasarkan CEM Fedwatch probabilitas, untuk Januari 2025, The Fed sebesar 97,3 persen tetap mempertahankan suku bunga acuannya dan peluang pemangkasan hanya sebesar 2,7 persen.

Sementara itu, pada pertemuan Maret 2025, probabilitas The Fed sebesar 77,9 persen mempertahankan suku bunga acuannya.

Dari China, surplus perdagangan China melonjak menjadi 104,84 miliar dolar AS pada Desember 2024, atau naik dari 75,31 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, atau melampaui ekspektasi sebesar 99,80 miliar dolar AS, meskipun data perdagangan lebih kuat dari yang diharapkan, yaitu ekspor Desember naik 10,7 persen year on year (yoy), atau jauh melampaui perkiraan kenaikan 7,3 persen.

Baca juga: Debut 2025, IHSG Melawan Arus Pelemahan Bursa Asia

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat dipimpin oleh sektor barang baku sebesar 0,46 persen.

Sementara itu, sepuluh sektor melemah yaitu sektor industri paling dalam minus 1,35 persen, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor properti yang masing- masing turun sebesar 1,29 persen dan 0,69 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MPOW, CBDK, CMNP, WIFI dan DAAZ. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni TAXI, SSTM, ERAL, DWGL dan KJEN.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.378.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,85 miliar lembar saham senilai Rp11,83 triliun. Sebanyak 251 saham naik 404 saham menurun, dan 300 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 414,69 poin atau 0,00 persen ke level 39.190,40, indeks Shanghai melemah 7,77 poin atau 0,25 persen ke posisi 3.160,75, indeks Kuala Lumpur melemah 16,82 poin atau 1,05 persen ke posisi 1.585,59, dan indeks Straits Times menguat 9,86 poin atau 0,26 persen ke 1.838,46.

Penulis :
Ahmad Munjin