
Pantau – Secara fundamental, harga saham PT Timah Tbk (TINS) ditargetkan mencapai Rp1.740 per unit saham. Itu mencerminkan potensi cuan di atas 61 persen. Tertarik?
Target tersebut datang dari riset Sucor Sekuritas dikutip di Jakarta, Senin (20/1/2025).
Pada perdagangan Senin (20/1/2025), saham TINS ditutup stagnan di Rp1.075 per unit saham. Harga tertingginya di Rp1.110 dan terendah Rp1.070 per unit saham. Jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 133,19 ribu lot senilai Rp14,5 miliar.
Penutupan harga tersebut menunjukkan ruang penguatan saham TINS sebesar Rp665 atau 61,86 persen. Potensi cuan itu juga mencerminkan Price to earnings ratio (PER) 2025 sebesar 9,4 kali.
Sucor menetapkan rekomendasi beli saham TINS dengan target harga tersebut. Dengan alasan itu, saham TINS juga dinilai murah lantaran saat ini diperdagangkan dengan PER hanya 5,5 kali. Itulah mengapa saham tambang ini mendapatkan rekomendasi dan target harga yang positif.
Secara fundamental, menurut Sucor, emiten TINS akan diuntungkan oleh sehatnya permintaan timah. Komoditas tambang ini digunakan untuk memproduksi komputer, robot, kendaraan listrik, dan energi terbarukan.
Di satu sisi, permintaan global timah diprediksi naik dua kali menjadi 800 ribu ton dibandingkan saat ini. Di lain sisi, tulis Sucor, pasokan timah terbatas, sehingga pasar mengalami defisit sekitar 2,5 persen dalam beberapa dekade terakhir.
Ini tak lepas dari terbatasnya proyek pertambangan baru. “Lebih jauh lagi, pembatasan produksi timah di Indonesia akan menjaga harga jual produk ini berkisar 28-35 ribu dolar AS per ton. Ini menguntungkan pemain seperti TINS,” tulis Sucor dalam risetnya.
Di luar itu, tata kelola industri pertambangan timah Indonesia terus membaik, didorong oleh reformasi aturan pada 2024 untuk memberantas tambang ilegal.
Melalui Permen ESDM 10/2023, pemerintah mengubah masa berlaku Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) menjadi satu tahun eksplorasi dan tiga tahun eksploitasi. Hasilnya, persetujuan RKAB 2024-2026 tinggal 46,4 ribu ton.
Adapun peluncuran sistem Simbara bisa melacak asal usul dan kepatuhan regulasi timah yang digunakan. Ini membatasi pasokan timah illegal ke rantai pasok industri.
Laba Bersih Diteropong Naik 21 Persen
Reformasi tata kelola industri timah diyakini Sucor dapat mendongkrak produksi TINS dan memperbaiki biaya kas, sehingga kinerja keuangan melambung. Tahun 2024, laba bersih TINS diprediksi Rp1,14 triliun, mencerminkan ROE 16 persen.
Peningkatan ROE itu lantaran biaya kas diprediksi turun 18 persen menjadi 18 ribu dolar AS per ton, yang dibarengi penurunan rasio utang hingga ke level terendah.
Laba bersih TINS diprediksi naik 21 persen menjadi masing-masing Rp1.37 triliun dan Rp1,43 triliun pada 2025 dan 2026.
Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan produksi, kejelasan regulasi, dan ASP alias average selling price yang stabil. ROE TINS diprediksi berkisar 15-17 persen selama periode ini.
Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com dan analis yang merekomendasikan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin