Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Strategi BRI Jaga Pertumbuhan Bisnis di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

Strategi BRI Jaga Pertumbuhan Bisnis di Tengah Dinamika Ekonomi Global
Foto: Di tengah ketidakpastian BRI tunjukkan kemampuannya mempertahankan kinerja yang solid dan menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dok: BRI

Pantau - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan kemampuannya mempertahankan kinerja yang solid dan menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan ditengah ketidakpastian global akibat fluktuasi pasar dan kompleksitas isu global.

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan, kendati dihadapkan pada berbagai tantangan, BRI tetap optimistis terhadap tren profitabilitas 2025-2026.

Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, BRI pun berstrategi ‘wait and see' untuk merespons dinamika pasar sekaligus mengembangkan pendekatan yang fleksibel dan terukur.

“Jika tantangannya tidak lebih buruk dari sekarang, kita masih bisa bertahan. Namun, jika tantangannya memburuk, kita harus punya plan B. Apa yang harus kita perketat, mana yang harus kita jaga, kita sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi yang lebih buruk,” Ujar Sunarso.

Baca juga: Porsi Kredit BRI Sebesar Rp1.110,37 T Diecer ke Palaku UMKM

Berbagai langkah strategis telah disiapkan BRI untuk menjaga stabilitas dan kinerja bisnis, termasuk rencana cadangan untuk mengantisipasi potensi krisis. Dalam konteks ini, Sunarso kerap menggambarkan pendekatan BRI dengan analogi kompetisi sepak bola.

Menurutnya, prinsip utama yang dipegang BRI adalah untuk tetap meraih kemenangan, meskipun hasilnya tidak selalu sempurna.

"Meskipun profitabilitas bisa sedikit menurun, yang penting adalah kita tetap bertahan," tambah Sunarso.

Berbekal prinsip tersebut, Sunarso yakin BRI dapat menjaga momentum pertumbuhan BRI di tengah dinamika global dan domestik, serta tetap konsisten memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham.

Bahkan, sebagai bagian dari strategi untuk menjaga keberlanjutan operasional, Sunarso menyoroti pentingnya kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurutnya, rasio CAR BRI yang tinggi menunjukkan fondasi yang kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko.

Baca juga: BRI Kantongi Laba Bersih 2024 Sebesar Rp60,64 Triliun

Saat ini, CAR BRI tercatat lebih dari 26 persen jauh di atas threshold Basel III, sementara BRI sebenarnya hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5 persen untuk meng-cover risiko sesuai ketentuan. Dengan CAR 26 persen, itu berarti BRI memiliki ruang lebih dari 7 persen untuk penggunaan modal.

"Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal dan berapa pun laba BRI memang harus dibagi,” katanya.

Selain itu, Sunarso juga menekankan bahwa BRI senantiasa menjaga kualitas aset untuk memastikan bisnis BRI tetap sustain dalam jangka panjang.

BRI telah melakukan pengelolaan portofolio kredit secara hati-hati dan mengantisipasi potensi penurunan kualitas dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi, guna memastikan kinerja perusahaan tetap solid.

Penulis :
Tubagus Rachmat