Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Optimisme Pasar terhadap China Jadi Amunisi Penguatan Rupiah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Optimisme Pasar terhadap China Jadi Amunisi Penguatan Rupiah
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Bayu Pratama S)

Pantau - Optimisme pasar keuangan Asia terhadap pemerintahan China ditengarai jadi amunisi baru penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS. Gara-garanya, negeri tirai bambu itu melakukan pelonggaran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Penguatan mata uang Asia tersebut disebabkan oleh optimisme pasar keuangan Asia terhadap pernyataan pemerintah China yang mendukung pelonggaran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Penguatan mata uang Asia turut didorong sentimen terkait ekspektasi pemangkasan suku bunga kebijakan yang lebih agresif dari The Fed.

Imbal hasil (yield) SBN turun 1-2 basis points (bps) pada hari Rabu (6/3) berkat dukungan peningkatan sentimen risiko dan apresiasi kurs rupiah.

Baca juga: Rupiah Coba Menari di Atas Pelambatan Ekonomi AS

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp33,78 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan hari Selasa (4/3) yang sebesar Rp22,27 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi IDR turun sebesar Rp2,27 triliun menjadi Rp886 triliun, atau 14,32n persen dari total. Yield SBN pada seri acuan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing sebesar 6,62 persen, 6,86 persen, 7,01 persen, dan 7,01 persen.

“Hari ini, rupiah diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.225 – 16.350 per dolar AS,” ungkap Josua.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta, menguat hingga 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.296 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.

Baca juga: Harapan Perdamaian Perang di Ukraina Menjalar ke Rupiah

Penulis :
Ahmad Munjin