
Pantau - Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan besar pada Selasa (18/3), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dan nilai tukar rupiah melemah. Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah, pun mengingatkan agar otoritas bursa tidak bereaksi berlebihan. Berikut lima poin utama terkait gejolak pasar dan rekomendasi stabilisasi ekonomi:
1. IHSG Anjlok 6,12%, Bursa Sempat Disuspensi
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat dihentikan sementara selama 30 menit setelah mayoritas saham turun hingga 5%. IHSG year-to-date kini berada di posisi 6.076,08 atau mengalami penurunan sebesar 15,2%. Dengan angka ini, bursa Indonesia masuk zona merah dibandingkan negara-negara lain.
2. Rupiah Tertekan, Tapi Masih Dalam Batas Wajar
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah ke posisi Rp16.465 per dolar pada sesi pertama hingga pukul 12.00 WIB. Meski melemah, penurunan year-to-date sebesar 1,1% masih dianggap dalam batas wajar. Stabilitas di sektor Surat Berharga Negara (SBN) dan valuta asing menjadi faktor yang harus terus diperhatikan.
Baca juga: Pengamat Bocorkan Biang Kerok IHSG Tumbang Lebih 6 Persen
3. Ekspor dan Neraca Perdagangan Justru Positif
Di tengah tekanan pasar saham dan rupiah, sektor perdagangan justru menunjukkan tren positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, naik 2,58% dibanding Januari. Secara kumulatif, ekspor Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar, dengan pertumbuhan nonmigas 10,92%. Neraca perdagangan pun surplus US$3,12 miliar atau setara Rp51,07 triliun.
4. OJK dan BEI Diminta Tak Bereaksi Berlebihan
Said Abdullah mengingatkan agar OJK dan otoritas bursa tidak panik menghadapi gejolak ini. "Situasi ini makin menggenapi sinyal pasar keuangan harus kita waspadai. Kita tidak berharap situasi ini makin berlarut-larut," ujarnya.
Menurut Said, tindakan berlebihan bisa memperburuk situasi dengan memicu kepanikan di kalangan investor. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang simpatik dan terkoordinasi agar pasar tetap tenang.
5. Strategi Stabilisasi: Dari Intervensi Pemerintah hingga Inovasi Pasar
Untuk menjaga stabilitas pasar, Said merekomendasikan beberapa langkah strategis:
Presiden dan pelaku bisnis internasional harus dilibatkan, termasuk tokoh investasi global seperti Ray Dalio yang saat ini berada di Indonesia.
- Menegaskan reformasi fiskal untuk mempertahankan daya tarik Surat Utang Negara (SUN).
- Mendorong basis investor ritel dan inovasi produk pasar modal, termasuk instrumen berbasis syariah.
- Menghindari intervensi yang dapat memperburuk sentimen pasar dari pihak di luar otoritas bursa.
"Situasi ini memerlukan kebersamaan kita semua. Dari sisi KSSK, perlu menyampaikan bauran kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita," pungkas Said.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi