HOME  ⁄  Ekonomi

Pengamat Bocorkan Biang Kerok IHSG Tumbang Lebih 6 Persen

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Pengamat Bocorkan Biang Kerok IHSG Tumbang Lebih 6 Persen
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Antara/Reno Esnir)

Pantau - Faktor penyebab alias biang kerok Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang lebih dari 6 persen pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025) dibocorkan pengamat.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus alias Nico menyebutkan berbagai sentimen dari global di antaranya tensi geo politik yang meningkat. Sebab, Presiden Rusia Vladimir Putin berkeinginan untuk menjalanlan perang lebih lama.

Begitu juga dengan sentimen negatif dari pembalasan tarif yang lebih besar dari Uni Eropa terhadap Amerika Serikat (AS). Belum lagi dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap resesi di AS yang terus meningkat.

Faktor-faktor itu diungkapkan Nico kepada awak media di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Baca juga: Darurat! BEI Bekukan Sementara Perdagangan Saham Nyungsep 5 Persen

Pada saat yang sama, sentimen dalam negeri memperparah keadaan seperti penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30 persen. Ini mengakibatkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang melebar.

Penerimaan pajak domestik mengalami penurunan hingga 30,19 persen year on year (yoy) yang hanya senilai Rp269 triliun.

"Sehingga, membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan tentu saja rupiah yang semakin melemah," ungkap Nico.

Menurut dia, data itu dapat menyebabkan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan.

Baca juga: Goldman Sachs Pangkas Peringkat, IHSG Sekarat

Kemudian, defisit APBN mencapai Rp31,2 triliun per Februari 2025. Sentimen diperparah dengan belanja pemerintah yang juga turun 7 persen, sehingga utang pun naik 44,77 persen pada Januari 2025.

"Semua khawatir bahwa risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia yang membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil. Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan mungkin obligasi menjadi pilihan setelah saham," papar Nico.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025), IHSG ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08. Nasib serupa dialami indeks LQ45 yang tercatat turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

Baca juga: Bos BEI Pede Penundaan Tarif AS Jadi Sentimen Positif bagi IHSG

Penulis :
Ahmad Munjin