
Pantau - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia dan Pasifik pada tahun 2025 akan mencapai 4,9 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun 2024 yang sebesar 5 persen.
Menurut Kepala Ekonom ADB Albert Park, perlambatan ini dipengaruhi oleh sejumlah tantangan utama, antara lain kenaikan tarif, ketidakpastian kebijakan ekonomi Amerika Serikat, dan potensi meningkatnya ketegangan geopolitik.
Albert menekankan pentingnya komitmen negara-negara di kawasan terhadap keterbukaan perdagangan dan investasi guna memperkuat ketahanan serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Permintaan Semikonduktor Dorong Pertumbuhan, Tapi Risiko Masih Besar
Meskipun ada hambatan eksternal, permintaan domestik yang kuat dan tingginya permintaan global terhadap semikonduktor, yang dipicu oleh kemajuan teknologi kecerdasan buatan, turut mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Namun, tarif dan ketidakpastian dalam perdagangan tetap menjadi penghambat utama bagi prospek pertumbuhan jangka menengah.
Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) April 2025, ADB juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi regional akan turun lebih lanjut menjadi 4,7 persen pada tahun 2026.
Sementara itu, inflasi diprediksi akan menurun menjadi 2,3 persen pada 2025 dan 2,2 persen pada 2026, seiring dengan tren penurunan harga pangan dan energi global.
Meskipun proyeksi disusun sebelum pengumuman tarif baru oleh pemerintah AS pada 2 April 2025, laporan ADO sudah mencantumkan analisis mengenai potensi dampak negatif tarif tinggi terhadap perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Selain itu, pasar properti di China yang masih melemah juga disebut sebagai salah satu risiko utama terhadap stabilitas ekonomi kawasan.
Berikut proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara dan kawasan:
- China: 4,7 persen pada 2025 dan 4,3 persen pada 2026 (turun dari 5 persen di 2024)
- India: 6,7 persen pada 2025 dan 6,8 persen pada 2026
- Asia Tenggara: 4,7 persen pada 2025 dan 2026
- Asia Tengah dan Kaukasus: 5,4 persen pada 2025 dan 5 persen pada 2026 (turun dari 5,7 persen di 2024)
- Kawasan Pasifik: 3,9 persen pada 2025 dan 3,6 persen pada 2026 (turun dari 4,2 persen di 2024)
ADB merupakan lembaga keuangan pembangunan multilateral yang berdiri sejak 1966 dan saat ini memiliki 69 anggota, termasuk 49 negara dari kawasan Asia dan Pasifik, dengan misi mendukung pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh di wilayah tersebut.
- Penulis :
- Pantau Community