Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Saham AS Meroket, Nasdaq dan S&P 500 Catat Rekor Kenaikan

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Saham AS Meroket, Nasdaq dan S&P 500 Catat Rekor Kenaikan
Foto: Pasar saham AS melonjak setelah Trump tunda tarif impor, indeks catat kenaikan tertinggi dalam bertahun-tahun

Pantau - Pasar modal Amerika Serikat kembali menunjukkan penguatan signifikan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif impor tinggi terhadap sejumlah negara. Langkah ini diambil setelah beberapa hari gejolak melanda pasar keuangan global.

Dampak Langsung Penundaan Tarif terhadap Pasar

Trump memberikan jeda tarif selama 90 hari, yang diumumkan sebagai bentuk respons terhadap kekhawatiran bahwa rencana tarif sebelumnya dapat mendorong perekonomian ke ambang resesi.

Sebelum pengumuman, harga obligasi dan nilai tukar dolar AS sempat melemah tajam akibat sentimen negatif pasar.

Namun, penguatan segera terjadi setelah kepastian penundaan diumumkan.

Indeks S&P 500 mencatat lonjakan sebesar 9,5%, menjadi kenaikan harian terbesar sejak krisis finansial tahun 2008.

Indeks Nasdaq melonjak hingga 12,2%, tertinggi sejak 3 Januari 2001.

Sementara itu, Dow Jones naik hampir 3.000 poin atau 7,87%, menandai hari perdagangan terbaik dalam lima tahun terakhir.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga menguat, naik sebesar 6,8 basis poin menjadi 4,328% dari sebelumnya 4,515%.

Masih Ada Ketidakpastian, Investor Tetap Waspada

Meskipun penguatan pasar terlihat kuat, sejumlah investor dan analis tetap menyoroti adanya ketidakpastian jangka panjang.

Penundaan tarif selama 90 hari dinilai hanya memberi jeda sementara dari potensi ketegangan perdagangan.

Presiden Bolvin Wealth Management Group di Boston, Gina Bolvin, menyatakan bahwa pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan tarif.

"Investor tetap waspada terhadap potensi volatilitas setelah masa penundaan berakhir," ujarnya.

Perlu dicatat bahwa penundaan tarif tidak mencakup seluruh negara  China dikecualikan dari kebijakan jeda ini, yang berarti ketegangan dagang antara AS dan China masih berlanjut.

Penulis :
Pantau Community