
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (9/4/2025), turun sebesar -0,47% atau 28,15 poin ke level 5.967, namun diprediksi akan mengalami rebound pada Kamis (10/4/2025) dengan kisaran pergerakan di 5.900–6.150.
Koreksi Dua Hari dan Tekanan Asing di Sektor Perbankan
Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, koreksi IHSG selama dua hari terakhir dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor tinggi yang sempat diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pada Rabu, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,09 triliun di pasar ekuitas, dengan tekanan terbesar berasal dari saham sektor perbankan pasca pelaksanaan RUPS dan pengumuman dividen.
Sentimen Positif dari Global dan Rebound Wall Street
Sentimen positif muncul setelah Presiden Trump menunda kebijakan tarif impor tinggi selama 90 hari ke depan, meskipun kebijakan ini tidak berlaku untuk China.
Penundaan ini memicu lonjakan signifikan di bursa global, terutama Wall Street.
NASDAQ mencatat kenaikan +12,16%, tertinggi sejak 2001
S&P 500 melonjak +9,5%, menjadi lonjakan harian terbesar sejak krisis 2008
Dari sisi imbal hasil, obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh level 4,5% pada 9 April.
Faktor Domestik: Defisit APBN dan Prospek Fiskal
Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Maret 2025 sebesar Rp 104,2 triliun, atau 0,43% dari PDB.
Defisit ini telah mencapai 16,9% dari total target yang disahkan DPR tahun ini, yaitu Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.
Pendapatan negara tercatat Rp 516,1 triliun (17,2% dari target), sedangkan belanja negara Rp 620,3 triliun (17,1% dari target).
Ketegangan Dagang AS-China Masih Membayangi
Meskipun ada penundaan tarif oleh AS, ketegangan dagang dengan China kembali meningkat.
Pemerintah China menetapkan kenaikan tarif impor dari AS menjadi 84% dari sebelumnya 34%, berlaku mulai 10 April 2025.
Sebagai balasan, Presiden Trump menyatakan akan menaikkan tarif terhadap China hingga 125%.
Harga Minyak Ikut Terkerek
Harga minyak mentah WTI kontrak Mei 2025 juga menguat +4,65% ke level US$ 62,35 per barel, turut menjadi penopang sentimen positif di pasar global.
- Penulis :
- Pantau Community