Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Perbandingan PDB Tidak Relevan, Pemerintah Diminta Jujur

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Perbandingan PDB Tidak Relevan, Pemerintah Diminta Jujur

Pantau.com - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Januari 2018 tercatat mencapai USD357,5 miliar atau setara Rp4,790,5 triliun (kurs Rp.13.400 per dolar AS. Pemerintah menilai jumlah tersebut sama dengan 29-30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) alias jauh dibawah batasan maksimal utang 60 [ersen terhadap PDB.

Namun Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengatakan perbandingan utang terhadap PDB tidak cukup relevan, pasalnya negara-negara maju memiliki perbandingan utang pada PDB yang cukup tinggi, seperti Singapura 117,2 persen dan Amerika Serikat sebesar 99,7 persen.

"Pemerintah selalu pakai (data) ini lihat Amerika (hampir) 100 persen dari PDB Indonesia baru 31 persen dari PDB tolong jujur pemerintah, Amerika itu walaupun utangnya banyak seubreg-ubreg tapi beban ke APBN cuma 6 persen Indonesia 10,3 persen karena bunganya disana murah jadi tolong jujur dikit aja," ujarnya di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Baca juga: Seberapa Efektif Utang Indonesia?

Faisal menilai, Indonesia justru banyak permintaan utang, sehingga lebih banyak demand dibandingkan suplai akhirnya membuat suku bunga tinggi.

"Makin lama makin enek kita, kalau lihatnya nggak jujur. Dan kita lihat Indonesia makin obral utang, karena kalau suplai lebih banyak dari demand kan jadi lebih murah, artinya pemerintah harus meningkatkan suku bunga supaya laku," katanya.

Menurutnya, negara-negara yang memiliki rating setara dengan Indonesia bahkan membayar bunga lebih rendah, namun justru utang negara memiliki bunga jauh lebih tinggi.

"Negara yang ratingnya sama dengan Indonesia, itu bayar bunganya lebih rendah Indonesia paling tinggi sendiri, jadi karena obral maksain diri. Kepepet penerimaan pajak gak tercapai utang, utang, utang. Jadi kita bisa lihat bahkan Brazil rating lebih jelek dari kita, tapi bunganya lebih rendah," paparnya.

Baca juga: 'Utang Luar Negeri Kecil Hubungannya dengan Pembangunan Infrastruktur'

Ia menambahkan, bunga utang pemerintah bahkan lebih tinggi dari bunga utang BUMN dan Pelindo. Menurutnya, utang negara terlalu diobral.

"Jadi ngobral, bahkan jangan kaget kalau bunga utang pemerintah lebih tinggi dari bunga utang BUMN kan norak. Pemerintah kan softrent institution, Pelindo II berutang dengan bounce yang sama 10 dan 30 tahun untuk masing2 lebih rendah 100 basis poin dari pada utang pemerintah," katanya.

"Jadi menandakan pemerintah itu ngobral makanya laku over sucribe 4 kali 3 kali karena murah, jadi jangan bangga."

Penulis :
Widji Ananta