Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Menguat di Tengah Sikap "Wait and See" Pasar terhadap Arah Kebijakan The Fed

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Menguat di Tengah Sikap "Wait and See" Pasar terhadap Arah Kebijakan The Fed
Foto: Ilustrasi - Data IHSG (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada Selasa sore (17/6) di tengah sikap pelaku pasar yang cenderung menunggu dan melihat (wait and see) arah kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

IHSG naik sebesar 38,26 poin atau 0,54 persen ke posisi 7.155,85.

Sementara itu, indeks LQ45, yang mencakup 45 saham unggulan, juga menguat 4,89 poin atau 0,62 persen ke level 799,88.

Pasar Cermati Arah Kebijakan The Fed dan Ketegangan Geopolitik

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan pelaku pasar masih menanti kejelasan arah kebijakan moneter The Fed.

"Pelaku pasar menantikan arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, yang diekspektasikan suku bunga tetap bertahan di saat ketidakpastian tarif dagang AS yang tetap membebani sentimen pasar global," ungkapnya.

The Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Namun, pasar mencermati sinyal kebijakan lanjutan, terutama karena harapan penurunan suku bunga tahun ini mulai memudar di tengah tekanan inflasi dan harga minyak global yang tinggi.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mewaspadai ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.

Presiden AS Donald Trump menyerukan evakuasi Teheran menyusul serangan udara Israel, dan menegaskan bahwa Iran seharusnya menerima kesepakatan nuklir yang diusulkan.

Iran sendiri menyatakan bersedia melanjutkan pembicaraan terkait program nuklir, asalkan AS tidak ikut campur dalam konflik dengan Israel.

Sektor Transportasi dan Barang Konsumen Pimpin Penguatan

Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025.

BI diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5 persen guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

IHSG dibuka menguat sejak awal perdagangan dan tetap berada di zona hijau hingga penutupan sesi pertama dan kedua.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mencatatkan penguatan, dengan sektor transportasi & logistik naik paling tinggi sebesar 2,90 persen.

Sektor barang konsumen non primer menguat 1,72 persen dan sektor barang baku naik 1,67 persen.

Sementara itu, dua sektor yang mencatatkan pelemahan adalah sektor industri yang turun 1,01 persen dan sektor energi yang melemah 0,62 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain ASPI, TMPO, PNSE, MBSS, dan LCKM.

Adapun saham-saham yang mengalami penurunan terbesar meliputi OBAT, KOPI, SMIL, SPRE, dan RGAS.

Aktivitas perdagangan tercatat sebanyak 1.224.651 kali transaksi dengan volume mencapai 18,83 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp11,93 triliun.

Jumlah saham yang mengalami kenaikan mencapai 289 emiten, sementara 309 saham melemah, dan 209 stagnan.

Bursa Asia Variatif

Di kawasan Asia, bursa saham menunjukkan pergerakan variatif pada penutupan sore ini.

Indeks Nikkei di Jepang naik 256,17 poin atau 0,67 persen ke level 38.567,50.

Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 80,69 poin atau 0,53 persen ke 23.980,48.

Sementara itu, indeks Shanghai menguat tipis 1,32 poin atau 0,04 persen ke 3.387,78.

Sedangkan indeks Strait Times di Singapura turun 22,18 poin atau 0,57 persen ke posisi 3.930,64.

Penulis :
Arian Mesa