billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Titiek Soeharto Dukung Program Sawah Pokok Murah untuk Diterapkan Nasional Guna Capai Swasembada Pangan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Titiek Soeharto Dukung Program Sawah Pokok Murah untuk Diterapkan Nasional Guna Capai Swasembada Pangan
Foto: Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto memanen padi hasil produksi Sawah Pokok Murah (SPM) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (sumber: ANTARA/Al Fatah)

Pantau - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menyatakan dukungannya agar program Sawah Pokok Murah (SPM) yang dikembangkan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dapat diterapkan secara nasional.

Ia menyampaikan apresiasi terhadap inovasi pertanian tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Ampang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.

“Saya pribadi merasa bangga dan terharu ada putra dari Agam yang menemukan inovasi memproduksi padi. Ini diharapkan segera diterapkan di seluruh pertanian di Indonesia,” ungkapnya.

Titiek menegaskan pentingnya menjadikan Sumatera Barat sebagai wilayah percontohan dalam penerapan metode SPM sebelum diperluas ke seluruh daerah.

“Dilahirkan di Agam dan dikembangkan di Sumbar hingga seluruh Indonesia. Insya Allah Asta Cita Presiden Prabowo untuk swasembada pangan akan cepat terealisasi,” ujarnya.

Komisi IV Desak Penelitian dan Distribusi Nasional

Komisi IV DPR RI mendesak Kementerian Pertanian untuk segera mempercepat penelitian lanjutan terhadap metode SPM guna mendukung pencapaian swasembada pangan.

“Saya minta Kementerian Pertanian maupun Dirjen untuk segera melakukan penelitian. Tapi jangan terlalu lama, ini sudah terbukti bisa menghasilkan produksi padi dengan kualitas tinggi dengan modal ringan,” tegas Titiek Soeharto.

Selain itu, Komisi IV juga menyoroti pentingnya penyediaan bibit padi yang sesuai dengan pola konsumsi masyarakat serta memastikan infrastruktur irigasi yang memadai.

Inovasi Pertanian oleh Putra Daerah

Program SPM digagas oleh Ir. Djoni, seorang pakar pertanian asal Sumatera Barat yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar.

Metode SPM mengedepankan penghematan biaya produksi dengan cara mengurangi penggunaan bahan kimia, efisiensi pengolahan lahan, serta pengelolaan limbah jerami secara mandiri.

“Ini berdasarkan pengalaman 40 tahun. Selama ini petani terpinggirkan dan tergantung dengan pihak lain. Asta Cita Presiden adalah tentang ketahanan nasional dengan kemandirian. SPM membawa petani merdeka,” ujar Djoni.

Saat ini, sekitar 2.000 petani di Sumatera Barat telah menerapkan metode SPM yang memungkinkan panen tiga kali dalam setahun dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis varietas padi.

Penulis :
Arian Mesa