
Pantau - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa rasio utang Indonesia tergolong rendah dibanding negara-negara anggota G20, menjadi indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak ekonomi global.
Stabilitas Ekonomi Ditopang Koordinasi Fiskal dan Moneter
"Rasio utang Pemerintah Indonesia dibanding negara G20 termasuk yang terendah," ungkap Sri Mulyani dalam keterangan resminya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 30,6 persen.
Sri Mulyani menyebut stabilitas ekonomi nasional juga diperkuat oleh sinergi erat antara kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan pemerintah bersama Bank Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen year-on-year (yoy), meskipun secara quarter-to-quarter (qtq) mengalami kontraksi sebesar 0,98 persen.
Capaian tersebut dinilai sebagai salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20.
Inflasi Indonesia pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19 persen month-to-month (mtm) dan 1,87 persen year-on-year, menjadikannya salah satu yang terendah di kawasan ASEAN maupun G20.
"Inflasi kita juga termasuk yang terendah di antara ASEAN dan G20, dan cadangan devisa kita menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Maret yang lalu," ujarnya.
Prioritas Pemerintah Prabowo dan Kebijakan Fiskal Terukur
Sri Mulyani menjelaskan bahwa dalam delapan bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo, fokus utama diarahkan pada efisiensi dan penguatan program prioritas.
"Kebijakan fiskal moneter terus dilakukan di dalam rangka mengikuti prioritas Presiden yang dalam hal ini, antara efisiensi yaitu mengurangi belanja kementerian/lembaga dan kemudian merealokasikan kepada program-program prioritas baru yang merupakan inisiatif Bapak Presiden," paparnya.
Langkah-langkah yang diambil termasuk pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen hanya untuk barang mewah, pemberian stimulus ekonomi guna mendorong konsumsi masyarakat, serta pengelolaan transisi pemerintahan secara stabil.
Sri Mulyani juga menyoroti sejumlah program Presiden Prabowo yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti:
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Pengamanan stok beras nasional sebesar 4 juta ton
- Penghapusan utang macet Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
- Pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih
- Penulis :
- Aditya Yohan