Pantau - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyiapkan tiga langkah strategis sebagai respons cepat terhadap pengenaan tarif impor sebesar 32 persen oleh Amerika Serikat untuk seluruh produk asal Indonesia yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Fokus Hilirisasi, Diversifikasi Pasar, dan Reformasi Iklim Investasi
Deputi Bidang Investasi dan Pengusaha BP Batam, Fary Djemi Francis, menjelaskan bahwa pihaknya menyesuaikan kebijakan di daerah agar selaras dengan kebijakan nasional dalam menghadapi tantangan tersebut.
Langkah pertama yang diambil adalah mempercepat hilirisasi industri dan peningkatan nilai tambah produk ekspor.
Transformasi dari ekspor bahan mentah ke produk bernilai tambah tinggi disebut mampu meningkatkan margin 20–40 persen, sehingga diyakini dapat menyerap dampak kenaikan tarif dari AS.
Langkah kedua adalah diversifikasi pasar dan perluasan kemitraan global.
BP Batam aktif menjajaki mitra dagang baru di luar Amerika Serikat, termasuk melalui kunjungan Duta Besar dari Australia dan Uni Emirat Arab serta komunikasi intensif dengan Jepang, Korea Selatan, dan Eropa.
"Kita tak bergantung pada satu pasar. Batam siap sambut investasi dan ekspor ke lebih banyak negara," tegas Fary.
Langkah ketiga adalah reformasi iklim investasi yang cepat, pro-bisnis, dan modern.
BP Batam bekerja sama dengan Kementerian Investasi membentuk Desk Investasi untuk mempercepat pelayanan, didukung kebijakan golden visa, reformasi PP 25/2025 dan PP 28/2025.
Melalui reformasi ini, waktu memulai usaha di Batam bisa dipangkas hingga 30 persen.
Fary menegaskan bahwa Batam tetap menjadi pilihan utama bagi investor global karena memiliki fleksibilitas kebijakan dan kesiapan infrastruktur.
Dukung Diplomasi Ekonomi dan Sinergi Nasional
Selain tiga strategi utama, BP Batam mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah agar respons terhadap dinamika global berjalan selaras dan solutif.
Fary menyatakan bahwa BP Batam sepenuhnya mendukung kebijakan luar negeri Indonesia yang mengedepankan dialog dan diplomasi ekonomi.
BP Batam memastikan bahwa stabilitas dan ketahanan ekonomi lokal tetap terjaga di tengah perubahan kebijakan perdagangan global.
- Penulis :
- Aditya Yohan
