Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia Siap Gelontorkan Hingga USD 15 Miliar untuk Impor Energi dari AS, Tunggu Penurunan Tarif Resiprokal

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Siap Gelontorkan Hingga USD 15 Miliar untuk Impor Energi dari AS, Tunggu Penurunan Tarif Resiprokal
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta (sumber: ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pantau - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan dana antara 10 miliar hingga 15 miliar dolar AS untuk mengimpor energi dari Amerika Serikat, dengan catatan tercapainya kesepakatan penurunan tarif resiprokal antara kedua negara.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa alokasi anggaran tersebut bergantung pada hasil akhir negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif impor.

"Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar 10 miliar dolar AS sampai 15 miliar dolar AS untuk belanja di Amerika. Kalau tarifnya juga diturunkan, kalau nggak berarti kan nggak ada deal dong", ungkapnya.

Proses Negosiasi Masih Berlangsung

Hingga saat ini, Bahlil mengaku belum menerima informasi rinci mengenai perkembangan terakhir dari proses negosiasi yang tengah berlangsung.

"Saya belum tahu perkembangan terakhir, karena yang akan ngomong itu adalah Pak Menko (Airlangga Hartarto) sebagai Ketua Delegasi. Nanti kita lihat lagi", ia mengungkapkan.

Negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat saat ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang berperan sebagai Ketua Delegasi Indonesia.

Airlangga memastikan bahwa tarif resiprokal sebesar 32 persen yang sebelumnya diumumkan Presiden AS Donald Trump untuk produk asal Indonesia telah ditunda sementara.

"Waktunya (penerapan tarif 32 persen) adalah kita sebut pause. Jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada", ujarnya.

Penundaan Tarif Hasil Pertemuan Delegasi

Penundaan pemberlakuan tarif tersebut merupakan hasil dari pertemuan antara Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer.

Pertemuan tersebut berlangsung di Washington D.C., Amerika Serikat, pada Rabu, 9 Juli 2025, dan menjadi langkah penting dalam meredakan ketegangan perdagangan kedua negara.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan tetap memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025, sebelum akhirnya ditunda untuk memberi ruang negosiasi lebih lanjut.

Penulis :
Arian Mesa