
Pantau - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menyampaikan bahwa realisasi investasi nasional pada kuartal II tahun 2025 mencapai Rp475 triliun, naik dari capaian kuartal I sebesar Rp465 triliun.
"Kuartal I kita sudah bisa rilis di angka Rp465 triliun dan kuartal II kita sudah masuk ke angka Rp475 triliun," ujarnya.
Target investasi nasional untuk tahun 2025 dipatok sebesar Rp1.905,6 triliun, dan capaian kuartal I serta II dinilai masih berada dalam kategori aman.
Todotua berharap agar kinerja investasi pada kuartal III dan IV tetap stabil dan mampu mencapai target, meskipun tantangan global masih membayangi perekonomian.
"Saat ini, memang prediksi Bappenas pertumbuhan ekonomi kita kurang lebih mungkin masih di sekitar 4–5 persen, tetapi kita harus terus punya kepercayaan diri untuk dorong bagaimana pertumbuhan realisasi investasi ini," tegasnya.
Pertamina Tawarkan 19 Proyek Strategis dan Catat Kinerja Positif
Todotua yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), menilai performa Pertamina sepanjang tahun 2024 menunjukkan tren yang sangat positif.
Kontribusi Pertamina terhadap penerimaan negara tahun lalu tercatat mencapai sekitar Rp400 triliun.
Selain itu, Pertamina berhasil meraih posisi ketiga dalam daftar Fortune Southeast Asia 500, sebuah pencapaian yang menurut Todotua mencerminkan keberhasilan di bidang korporasi, manajemen, dan sumber daya manusia.
"Tentunya, bagi para mitra dan investor, ini menjadi satu sorotan untuk melihat performa yang sudah dicapai pada 2024," tambahnya.
Dalam forum Pertamina Investor Day, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menawarkan 19 proyek kepada calon investor dengan total nilai mencapai 9,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp150 triliun.
"Akan ada kesempatan untuk berinteraksi dengan subholding Pertamina dan menjajaki kerja sama bisnis dalam 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS," ujar Simon.
Pertamina memiliki dua pilar utama dalam strategi jangka panjang bisnisnya.
Pilar pertama adalah memaksimalkan bisnis yang berfokus pada ketahanan energi nasional, mencakup sektor hulu, kilang, dan distribusi bahan bakar.
Pilar kedua adalah pengembangan bisnis rendah karbon, yang meliputi pengembangan biofuel, ekspansi energi panas bumi, pengujian teknologi baru, dan peningkatan produk kimia bernilai tambah.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf