Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia Diminta Siapkan Strategi Penyeimbang Usai Komitmen Pembelian Produk AS Senilai Miliaran Dolar

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Diminta Siapkan Strategi Penyeimbang Usai Komitmen Pembelian Produk AS Senilai Miliaran Dolar
Foto: Ilustrasi - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick (kanan) untuk membahas kelanjutan negosisasi kebijakan tarif resiprokal AS di Washington D.C., Amerika Serikat (sumber: Kemenko Perekonomian)

Pantau - Indonesia perlu segera merumuskan strategi penyeimbang guna mengatasi dampak ekonomi dari kesepakatan perdagangan terbaru dengan Amerika Serikat, terutama terkait komitmen pembelian produk-produk asal AS yang nilainya mencapai puluhan miliar dolar AS.

Strategi Penyeimbang Dinilai Mendesak

Kepala Departemen Makroekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Rizal Taufikurahman, menyatakan bahwa strategi penyeimbang atau counter-balance harus segera disiapkan untuk menghindari risiko makroekonomi jangka menengah.

"Jika digabungkan dengan komitmen pembelian lain totalnya bisa hampir 20–22 miliar dolar AS. Ini setara dengan sekitar 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pembelian pesawat Boeing senilai 5–7 miliar dolar AS, setara Rp81,4–114 triliun, harus diiringi dengan upaya peningkatan ekspor bernilai tambah agar tidak memperburuk defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Rizal memperingatkan bahwa tanpa strategi tersebut, CAD Indonesia bisa naik sebesar 1–1,2 persen dari PDB dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

"Selain itu, tekanan terhadap cadangan devisa juga harus diwaspadai," ia mengungkapkan.

Usulan Kebijakan dan Latar Belakang Kesepakatan

Rizal menyarankan agar setiap pembelian barang dari AS diiringi dengan mekanisme offset, kewajiban transfer teknologi, dan syarat kandungan komponen lokal untuk memperkuat industri dalam negeri.

"Kalau tidak ada mekanisme itu, transaksi hanya akan menguras devisa tanpa memperkuat industri domestik," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemerintah mengintensifkan ekspor produk manufaktur serta memperluas insentif pajak bagi sektor hilirisasi nasional.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor sebesar 19 persen terhadap produk Indonesia yang masuk ke pasar AS.

Tarif ini merupakan hasil kesepakatan langsung antara Trump dengan Presiden Prabowo Subianto dan menurunkan tarif awal sebesar 32 persen yang diumumkan pada April 2025.

Selain penyesuaian tarif, kesepakatan mencakup komitmen Indonesia membeli komoditas energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS serta produk agrikultur senilai 4,5 miliar dolar AS.

Trump juga menyatakan bahwa Indonesia akan membeli 50 unit pesawat Boeing, sebagian besar berjenis Boeing 777.

Penulis :
Arian Mesa