HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Dorong Optimalisasi Sumur Tua di Blora untuk Capai Swasembada Energi dan Ciptakan Lapangan Kerja

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Dorong Optimalisasi Sumur Tua di Blora untuk Capai Swasembada Energi dan Ciptakan Lapangan Kerja
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika meninjau sumur migas Ledok, salah satu lapangan migas tua di wilayah kerja Pertamina EP Cepu di Blora, Jawa Tengah (sumber: ESDM)

Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengoptimalkan pengelolaan sumur tua di Blora, Jawa Tengah sebagai bagian dari strategi mencapai swasembada energi nasional melalui peningkatan produksi minyak dan gas bumi dari sumur tua dan sumur rakyat.

Bahlil menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya bertujuan menaikkan lifting minyak nasional, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pengelolaan yang aman dan legal.

"Agar lifting (minyak) kita bisa naik, masyarakat kerja tidak dengan was-was. Tidak ada lagi oknum-oknum yang menakuti mereka, dijual ke Pertamina dengan harga yang baik, dan bisa melahirkan lapangan pekerjaan," ungkapnya.

Optimalisasi Sumur Tua Didukung Regulasi Baru

Istilah "sumur tua" merujuk pada sumur minyak bumi yang dibor sebelum tahun 1970, pernah berproduksi, dan saat ini tidak lagi diusahakan oleh kontraktor aktif.

Definisi tersebut mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua.

Pemerintah memperkuat skema ini dengan menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.

Regulasi tersebut membuka peluang bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk ikut mengelola sumur marginal dengan prinsip keselamatan, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik.

"Yang penting adalah masyarakat bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik, jadi tidak rasa was-was. Dan mereka legal, supaya lingkungannya kita jaga," ia mengungkapkan.

Potensi Produksi dan Dampak Ekonomi Masyarakat

Menurut Bahlil, pengelolaan sumur tua dinilai strategis karena efisien dan memanfaatkan infrastruktur serta cadangan yang telah tersedia.

Pemerintah menargetkan kontribusi dari sumur tua dan sumur rakyat akan meningkat secara bertahap sebagai penopang target nasional produksi 1 juta barel per hari.

"Setelah saya mengecek, satu sumur masyarakat itu bisa mendapatkan tiga barel sampai dengan lima barel," ujarnya.

Satu barel setara dengan 159 liter, sehingga tiga barel hampir mencapai 500 liter minyak mentah.

Dengan asumsi harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 70 dolar AS per barel dan bagi hasil 70 persen, maka masyarakat bisa memperoleh sekitar 49 dolar AS per barel.

Itu berarti satu sumur dapat menghasilkan sekitar 150 dolar AS per hari, atau sekitar Rp2 juta.

Di samping peningkatan produksi, kebijakan ini juga menyerap tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian lokal.

"Satu sumur tenaga kerjanya itu bisa 10 orang. Jadi ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Terus pendapatan masyarakat perputaran ekonominya ada," kata Bahlil.

Penulis :
Shila Glorya