Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

FPKBL Kenalkan Lilin Batik Sawit Ramah Lingkungan dalam Workshop Bersama Peserta Malaysia di Solo

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

FPKBL Kenalkan Lilin Batik Sawit Ramah Lingkungan dalam Workshop Bersama Peserta Malaysia di Solo
Foto: (Sumber: Seorang pemateri menjelaskan penggunaan lilin batik berbahan baku sawit kepada peserta asal Malaysia pada Workshop Malam (lilin) Batik Sawit di Solo, Jawa Tengah, 28-29 Juli 2025. ANTARA/HO-FPKBL)

Pantau - Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) memperkenalkan lilin batik berbahan dasar stearin dari kelapa sawit dalam kegiatan Workshop Malam Batik Sawit yang digelar di Solo, Jawa Tengah.

Kegiatan ini bertujuan mengenalkan alternatif bahan baku ramah lingkungan dan membangun kerja sama lintas negara di bidang budaya dan industri kreatif.

Workshop tersebut diikuti oleh lima peserta dari Malaysia dan berlangsung di kawasan Kampoeng Batik Laweyan, dengan dukungan dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Ketua FPKBL, Alpha Febela Priyatmono, menyebutkan bahwa malam sawit merupakan solusi yang lebih berkelanjutan dibanding malam berbasis petroleum yang selama ini umum digunakan oleh para pembatik.

"Peserta mendapatkan pelatihan langsung dari para perajin batik di Laweyan mengenai teknik membatik menggunakan malam sawit, mulai dari pencantingan hingga pewarnaan," ungkapnya.

Kerja Sama Budaya dan Komitmen Keberlanjutan

Alpha menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi jembatan awal untuk menjalin kolaborasi lebih luas antar pelaku industri kreatif di kawasan Asia Tenggara.

"Kami berharap peserta dari Malaysia dapat memahami manfaat penggunaan malam sawit dalam produksi batik, sekaligus membuka ruang kolaborasi yang lebih luas di masa depan," ia mengungkapkan.

FPKBL telah menjalin kemitraan dengan RSPO sejak 2022 untuk mengembangkan malam sawit sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan industri kreatif lokal.

Saat ini, FPKBL sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi RSPO sebagai bentuk komitmen terhadap penggunaan produk sawit berkelanjutan dalam kegiatan seni dan kerajinan.

Deputy Director Market Transformation RSPO Indonesia, M Windrawan Inantha, menyambut positif langkah FPKBL dalam memperluas pemanfaatan sawit ke sektor nontradisional seperti batik.

"Lilin batik sawit adalah bukti bahwa produk sawit tidak hanya relevan di sektor pangan atau energi, tetapi juga mampu mendukung pelestarian budaya dengan pendekatan yang lebih hijau," katanya.

Potensi Inovasi ASEAN dan Diversifikasi Produk

Penggunaan malam sawit juga dianggap sebagai bagian dari strategi nasional dalam mendiversifikasi produk hilir kelapa sawit dengan nilai tambah dan prinsip keberlanjutan.

"Ketertarikan peserta dari Malaysia menunjukkan bahwa ASEAN memiliki peluang kuat untuk membangun jejaring inovasi lintas negara yang berbasis pada keberlanjutan dan warisan budaya," ujar Windrawan.

Ia berharap kegiatan semacam ini dapat direplikasi di negara ASEAN lain seperti Thailand dan Vietnam, yang juga memiliki tradisi tekstil yang kuat.

Inisiatif ini diyakini dapat memperkuat kerja sama lintas negara di bidang budaya serta meningkatkan penggunaan bahan baku ramah lingkungan dalam industri kreatif regional.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan