billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia-Belarusia Targetkan Lonjakan Perdagangan Lima Kali Lipat dalam Tiga Tahun, Fokus Sektor Otomotif dan Pupuk

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Indonesia-Belarusia Targetkan Lonjakan Perdagangan Lima Kali Lipat dalam Tiga Tahun, Fokus Sektor Otomotif dan Pupuk
Foto: (Sumber: Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Belarusia Maxim Ryzhenkov didampingi oleh Wakil Menteri Perindustrian Belarusia Dzianis Bakei di Kantor Kementerian Perindustrian RI, Jakarta, Rabu (06/08/2025). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto))

Pantau - Pemerintah Indonesia dan Belarusia menargetkan peningkatan nilai transaksi perdagangan hingga lima kali lipat dalam dua hingga tiga tahun ke depan, melalui kerja sama ekonomi strategis di berbagai sektor potensial.

Kementerian Perindustrian RI menyatakan telah menyiapkan bentuk kerja sama ekonomi konkret bersama Kementerian Perindustrian Belarusia untuk mendorong pencapaian target tersebut.

"Saya kira target trading antara Indonesia dengan Belarusia, kalau kita bisa tetapkan dalam dua sampai tiga tahun bisa naik lima kali lipat. Itu bukan hal yang berlebihan, karena kita masih sangat-sangat kecil," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Fokus Otomotif dan Pupuk, Skema Kerja Sama B2B

Kedua negara berkomitmen untuk menjalin kerja sama dalam bentuk joint venture atau joint operation di sektor-sektor potensial, terutama pupuk dan otomotif.

Untuk sektor otomotif, fokus utama adalah pada kendaraan heavy metal seperti truk dan dumpster.

Model kerja sama akan berbasis skema Business to Business (B2B), di mana pemerintah bertindak sebagai fasilitator antara pelaku usaha Indonesia dan Belarusia.

Sebagai langkah konkret, kedua pihak tengah menyusun kesepakatan Joint Economic Committee Sub-Manufacturer atau Joint Committee on Industry antara Kementerian Perindustrian Indonesia dan Belarusia.

"Nanti Pak Dirjen akan segera berkunjung ke Minsk, Belarusia, untuk merumuskan dokumen perjanjian antara kedua kementerian," ungkap Agus.

Ia mengusulkan agar penandatanganan Joint Economic Committee dapat dilakukan sebelum akhir 2025.

"Dan mungkin Pak Dirjen dalam satu bulan ke depan akan segera ke sana (Belarusia) untuk memfinalisasi dokumennya," tambahnya.

Perluas Akses Pasar ke Eurasia, Dorong I-EAEU FTA

Selain memperkuat hubungan bilateral dengan Belarusia, Indonesia juga tengah menjajaki peluang perluasan kerja sama dengan negara-negara kawasan Eurasia melalui Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia–Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA).

Indonesia menargetkan penandatanganan kesepakatan tersebut dapat dilakukan sebelum akhir tahun 2025.

"Kita memiliki kesempatan untuk membuka market access yang lebih besar terhadap produk-produk Indonesia bisa masuk ke sana. Market dari negara-negara Eurasia menurut pandangan saya nggak terlalu jelek, cukup kuat," ujar Menteri Agus.

Belarusia dinilai sebagai mitra strategis di kawasan Eurasia dan diproyeksikan memainkan peran penting dalam mempercepat kerja sama I-EAEU FTA.

Agus menegaskan bahwa meski volume perdagangan saat ini masih kecil, potensi pertumbuhannya sangat besar.

"Kita ingin sebagai bagian dari diversifikasi market, kita ingin juga menjadikan Eurasia country termasuk Belarusia untuk bisa memperkuat pasar kita," ujarnya.

Diplomasi Ekonomi Diperkuat Lewat Kunjungan Pejabat Tinggi

Kementerian Perindustrian RI baru saja menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Belarusia Maxim Ryzhenkov dan Wakil Menteri Perindustrian Dzianis Bakei dalam rangka mempererat hubungan bilateral.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada pertengahan Juli 2025 di Minsk.

Pertemuan bilateral ini mempertegas komitmen kedua negara untuk memperluas kolaborasi industri dan perdagangan di tengah dinamika geopolitik global.

Penulis :
Ahmad Yusuf