
Pantau - Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sebagai daerah percontohan nasional untuk penerapan teknologi modern dalam program Cetak Sawah Rakyat (CSR), guna meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Penerapan Teknologi Modern di Desa Ujung
Program CSR dimulai di Desa Ujung, Kecamatan Bati-bati, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.
"Ini adalah suatu role model yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam melakukan cetak sawah secara modern," ungkap Mulyono, Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Kalimantan Selatan.
Pada tahap awal, seluas 359 hektare lahan dibuka dan ditanami padi menggunakan drone sebagai bentuk efisiensi proses tanam, dari total rencana cetak sawah baru seluas 4.000 hektare.
Kementan memberikan dukungan menyeluruh, mulai dari pembukaan lahan mati hingga penyediaan benih, pupuk, herbisida, dan alat mesin pertanian (alsintan) modern.
Peralatan yang disalurkan meliputi traktor roda dua, traktor roda empat, rotavator, pompa air, drone penebar benih, dan combine harvester untuk mempercepat proses tanam dan panen.
Peran Petani Milenial dan Perlindungan Lahan
Sebanyak 15 petani milenial yang tergabung dalam Brigade Pangan dilatih untuk mengoperasikan alsintan, mengelola usaha tani, serta memanfaatkan lahan agar bisa ditanam hingga tiga kali dalam setahun.
Pemerintah daerah turut menyiapkan regulasi perlindungan lahan, termasuk larangan alih fungsi serta perjanjian menanam padi selama minimal 5 hingga 10 tahun.
Target jangka panjang dari program ini adalah seluruh 40 ribu hektare sawah di Kabupaten Tanah Laut dapat panen tiga kali dalam setahun dan menjadi penopang utama pasokan beras nasional.
"Kalau seluruh bupati di Indonesia seperti beliau (Bupati Tanah Laut Rahmat Trianto) saya yakin urusan pertanian selesai," ujar Mulyono.
- Penulis :
- Aditya Yohan