
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 26 Agustus 2025, dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.940,92.
Namun, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan justru turun 1,14 poin atau 0,14 persen ke level 827,78.
“IHSG berpeluang bergerak sideways (mendatar) pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.
Sentimen Global: The Fed dan Rebalancing MSCI
Dari mancanegara, fokus pelaku pasar tertuju pada pidato pejabat Federal Reserve (The Fed) Thomas Barkin.
Komentar pejabat The Fed menjadi perhatian karena sebelumnya Ketua The Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole memberikan sinyal bahwa era pengetatan moneter telah berakhir.
Powell menegaskan inflasi mulai melandai dan pasar tenaga kerja melemah sehingga kebijakan moneter saat ini dinilai terlalu ketat.
Bagi Indonesia, situasi ini memberi ruang tambahan bagi Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa khawatir berlebihan terhadap pelemahan nilai tukar.
Namun, jika The Fed kembali bersikap hawkish atau menunda pelonggaran, pasar berpotensi tertekan.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan cut-off date rebalancing MSCI edisi Agustus 2025 yang jatuh pada hari ini.
Bursa Global Melemah, Asia Ikut Terkoreksi
Pada perdagangan Senin (25/08), bursa Eropa ditutup bervariasi:
- Euro Stoxx 50 turun 0,93 persen
- FTSE 100 Inggris naik 0,13 persen
- DAX Jerman turun 0,37 persen
- CAC Prancis turun 1,59 persen
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup melemah:
- Nasdaq turun 0,22 persen ke 21.449,29
- S&P 500 turun 0,43 persen ke 6.439,32
- Dow Jones anjlok 349,27 poin atau 0,77 persen ke 45.282,47
Di Asia, indeks regional juga bergerak negatif pada Selasa pagi:
- Nikkei turun 443,32 poin atau 1,03 persen ke 42.370,00
- Shanghai turun 10,81 poin atau 0,27 persen ke 3.872,30
- Hang Seng melemah 79,86 poin atau 0,30 persen ke 25.778,55
- Strait Times terkoreksi 14,15 poin atau 0,33 persen ke 4.242,00
Dengan kondisi ini, IHSG diperkirakan akan bergerak mendatar mengikuti tren pelemahan bursa kawasan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf











