
Pantau - Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Entus Asnawi, menyampaikan bahwa rencana konsolidasi bisnis atau merger perusahaan-perusahaan BUMN karya masih dalam tahap persiapan.
Proses dan Tantangan Konsolidasi
"Terkait dengan integrasi, sampai hari ini kami masih melakukan persiapan-persiapan, apakah nanti akan dengan siapa kami bergabung atau mergernya, ini masih dalam persiapan karena dicari kemudahan-kemudahan yang lebih pas," ujar Entus dalam Public Expose Live di Jakarta, Senin.
Entus menjelaskan bahwa proses konsolidasi dapat dilakukan antara perusahaan terbuka dengan perusahaan terbuka, perusahaan terbuka dengan non-tbk, maupun non-tbk dengan non-tbk.
Namun, untuk perusahaan terbuka diperlukan penguraian sejumlah kerja sama yang sudah ada sebelumnya, seperti penerbitan obligasi, kerja sama jasa dengan pihak asing, hingga penjaminan dari pihak asing.
"Perusahaan terbuka ini kelihatannya harus diurai juga karena punya perjanjian-perjanjian, misalnya ada obligasi, kemudian ada kerja sama dengan pihak asing, kemudian ada juga misalnya penjaminan dari pihak asing. Ini harus kita urai dulu satu-satu," ungkapnya.
Tujuan dan Skema Holding
Menurut Entus, konsolidasi BUMN karya bertujuan untuk menciptakan perusahaan yang lebih terfokus, kompetitif, serta mampu memberi kontribusi lebih besar kepada negara.
"Sehingga, kekuatan dari BUMN ini menjadi lebih terfokus dan juga bisa memberikan kontribusi lebih kepada negara," ujarnya.
Pemerintah melalui Danantara Indonesia berencana membentuk tiga holding BUMN karya.
Dalam skema tersebut, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan dikonsolidasikan dengan PT PP Tbk (PTPP).
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan menjadi induk holding bagi PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya.
Sementara itu, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan digabungkan dengan PT Hutama Karya (Persero).
- Penulis :
- Shila Glorya